REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 3.000 orang diperkirakan berkumpul untuk mengantarkan Sinead O'Connor ke peristirahatan terakhirnya. O'connor dimakamkan secara Islami.
Mereka yang hadir di kota asal Sinead, Dublin, Irlandia, menangis sambil menyanyikan “Nothing Compares to U”. Keluarga penyanyi yang meninggal pada usia 56 tahun itu mengadakan upacara peringatan pribadi pada Selasa (8/8/2023) pagi yang dihadiri oleh Presiden Irlandia, Michael D Higgins; dan perdana menteri Leo Varadkar. Bintang seperti Bono, Edge dan Bob Geldof, juga tampak hadir.
Kepala Imam di Pusat Islam Irlandia, Syaikh Dr Umar Al-Qadri, mengatakan kepada Daily Mail bahwa O'Connor akan dimakamkan secara Islami sesuai dengan perpindahan agamanya, merujuknya dengan nama barunya, Shuhada Sadaqat.
“Pemakaman jelas pribadi (untuk) keluarga, dan itu adalah upacara yang sangat mengharukan, dan saya rasa itu benar-benar mencerminkan kepribadian Sinead yang indah. Itu sangat spiritual dan mencerminkan identitas Irlandianya serta identitas Muslimnya,” ujar Syekh Dr Umar al-Qadri.
Dia bersama anggota komunitas Muslim lainnya melakukan sholat jenazah untuk O'Connor. Ia juga mengatakan, O'Connor tidak pernah menjauh dari Allah SWT, tidak seperti orang lain yang memiliki kesulitan dan cobaan dalam hidup mereka.
“Dia adalah manusia yang luar biasa, bukan hanya seorang musisi hebat, artis, tetapi yang akan menyentuh hati jutaan orang karena suaranya tetapi juga karena hatinya yang luar biasa. Dia selalu memiliki iman dan keyakinan yang kuat kepada Tuhan,” kata Syekh Dr Umar al-Qadri.
Dia mengatakan, O'Connor berbakat dengan suara yang menggerakkan generasi anak muda, serta dapat membuat para pendengar menangis dengan resonansi dunianya. Suara O'Connor membawa nada harapan untuk menemukan jalan pulang.
“Orang-orang Irlandia telah lama menemukan pelipur lara dalam lagu dari penderitaan di tempat yang lebih rendah ini, dan Sinead tidak terkecuali, dan dalam berbagi pelipur lara itu, dia membawa kegembiraan bagi banyak orang di seluruh dunia,” ucap Syekh Dr Umar al-Qadri lagi.
Orang-orang berdiri di sepanjang pantai ...