Selasa 08 Aug 2023 23:24 WIB

Kemkominfo Jabarkan Alasan Implementasi 5G Lambat di Indonesia

Operator perlu memodernisasi infrastruktur serat optik demi implementasi 5G

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Implementasi 5G (ilustrasi)
Foto: telkomsel
Implementasi 5G (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informatika menjabarkan alasan implementasi 5G lambat di Indonesia. Padahal, infrastruktur digital sangat penting untuk Indonesia, terutama bagi generasi muda yang memiliki banyak tuntutan dalam aktivitasnya.

Salah satu kunci penting dari infrastruktur digital adalah 5G. 5G adalah salah satu pemimpin teknologi yang secara menyeluruh mempercepat implementasi ekonomi digital. Namun, ada beberapa isu tentang bagaimana 5G di Indonesia peningkatannya lambat.

“Itu sangat berbeda ketika mengusulkan 4G. Peralihan dari 3G ke 4G pertumbuhannya sangat cepat. Tapi itu berbeda ketika bicara peralihat 4G ke 5G,” kata Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kemenkominfo, Ismail dalam acara “Imagine Live - Unlock the Future of 5G” di Jakarta Selatan, Selasa (8/8/2023)

Ismail mengatakan masalah dalam peralihan 3G ke 4G mampu ditangani dengan baik. Namun, jika berbicara tentang masa depan, maka seharusnya tidak boleh ada kegagalan karena berkaitan dengan gaya hidup yang ditangani 5G.

“Pemerintah dan stakeholder berpikir sangat keras untuk mengimplementasikannya seperti negara lain,” ujar Ismail.

Berbicara 5G tentang, cara mempercepat modernisasi adalah menjalin kerja sama dengan operator seluler. Operator perlu memodernisasi infrastruktur serat optiknya, karena hal ini menjadi masalah krusial. Selain itu, Ismail menyebut bahwa masalah biaya juga menjadi tantangan tersendiri dalam menyediakan perangkat keras dan lunak jaringan 5G.

Hal lain yang menghambat implementasi 5G adalah spektrum yang disediakan pemerintah, karena mahalnya biaya. Karena itu, pemerintah sedang menunggu waktu untuk membuka lelang spektrum dengan harga yang rasional agar adil bagi operator.

Isu lain adalah masalah usecase 5G karena ada banyak pertanyaan, misalnya berapa banyak orang yang mau membayar untuk layanan 5G, atau berapa biaya yang harus dibayarkan oleh mereka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement