Rabu 09 Aug 2023 08:07 WIB

Harga Emas Merosot karena Dolar AS Menguat

Kontrak emas paling aktif di divisi Comex tergelincir 10,10 dolar AS.

Harga emas jatuh pada akhir perdagangan Selasa (8/8/2023), memperpanjang kerugian untuk sesi kedua berturut-turut.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Harga emas jatuh pada akhir perdagangan Selasa (8/8/2023), memperpanjang kerugian untuk sesi kedua berturut-turut.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas jatuh pada akhir perdagangan Selasa (8/8/2023), memperpanjang kerugian untuk sesi kedua berturut-turut. Merosotnya harga emas karena data perdagangan mengecewakan dari China, peringatan peringkat kredit untuk bank-bank AS, dan beberapa pendapatan perusahaan yang lemah mendorong pelarian ke mata uang aman dolar AS dan obligasi pemerintah.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange tergelincir 10,10 dolar AS atau 0,51 persen menjadi ditutup pada 1.959,90 dolar AS per ounce, setelah menyentuh tertinggi sesi di 1.972,80 dolar AS dan terendah sesi di 1.956,50 dolar AS.

Baca Juga

Peringatan peringkat kredit untuk bank-bank AS dan beberapa pendapatan perusahaan yang lemah memicu pelarian modal ke dolar AS dan obligasi pemerintah. 

Selera risiko berkurang pada Selasa, menyusul berita bahwa ekspor dan impor China berkontraksi lebih dari yang diharapkan pada Juli, data pemerintah menunjukkan. Ekspor negara itu anjlok 14,5 persen untuk tahun ini hingga Juli, penurunan terbesar sejak merebaknya pandemi COVID-19 pada Februari 2020, sementara impor turun 12,4 persen, lebih buruk dari perkiraan.

Sementara itu, keputusan Moody's untuk meninjau beberapa bank besar AS untuk kemungkinan penurunan peringkat dan peringkat utang yang lebih rendah pada beberapa bank kecil dan menengah, juga menambah sentimen penghindaran risiko (risk-off).

Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,5 persen menjadi 102,53. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10-tahun turun 5 basis poin menjadi 4,035 persen, menurut data FactSet.

"Meskipun dolar menguat secara luas, emas bertahan dengan baik mengingat semua aksi jual yang memukul komoditas lain. Jika prospek ekonomi global semakin memburuk, emas akan mendapatkan penawaran beli di sini," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, dalam komentar email.

Investor juga sedang menunggu rilis indeks harga konsumen AS Juli pada Kamis (10/8) dan indeks harga produsen pada Jumat (11/8/2023), untuk petunjuk lintasan suku bunga Federal Reserve selanjutnya.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September menyusut 42,50 sen atau 1,83 persen, menjadi ditutup pada 22,807 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober merosot 22,70 dolar AS atau 2,45 persen, menjadi menetap pada 904,20 dolar AS per ounce.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement