Rabu 09 Aug 2023 12:28 WIB

Laga Persis-Persib Sempat Diwarnai Gesekan Antar Suporter, Begini Kata Panpel 

Suporter tamu yang datang tadi malam diperkirakan sekitar 300 hingga 400-an orang.

Rep: Co2/ Red: Agus Yulianto
Pesepak bola Persis Solo Moussa Sidibe (tengah) berebut bola dengan dua pesepak bola Persib Bandung Beckham Putra Nugraha (kanan) dan Moh. Edo Febriansah (kiri) pada pertandingan BRI Liga I di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Selasa (8/8/2023). Persis Solo menang atas Persib Bandung dengan skor 2-1.
Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Pesepak bola Persis Solo Moussa Sidibe (tengah) berebut bola dengan dua pesepak bola Persib Bandung Beckham Putra Nugraha (kanan) dan Moh. Edo Febriansah (kiri) pada pertandingan BRI Liga I di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Selasa (8/8/2023). Persis Solo menang atas Persib Bandung dengan skor 2-1.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Laga kandang Persis Solo melawan Persib Bandung sempat diwarnai gesekan antara kedua suporter hingga steward dan kepolisian mengondisikan situasi. Tepatnya, di bagian tribun utara dimana suporter tim tamu yang datang tanpa menggunakan atribut. 

Ketua Panitia Penyelenggara (Panpel) Pertandingan Ginda Ferachtriawan membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan kejadian dimulai karena saling lempar ejekan dan minuman yang dibungkus plastik.

"Tapi kita bisa sampaikan. Steward, kepolisian langsung turun tangan. Kita pisahkan, kita minta mundur. Duduk kembali, supaya tidak provokatif," katanya, Rabu (9/8/2023). 

Ginda menyebutkan, jumlah suporter yang datang tadi malam diperkirakan sekitar 300 hingga 400-an orang. Namun, pada dasarnya Suporter tamu memang tidak diperbolehkan datang. 

"Perkiraan kita mungkin 300-400 an ada. Terus terang kita tidak bisa menghitung jumlahnya. Karena memang yang tahu penjualan tiketnya itu tim ticketing," katanya Ginda. 

Selain itu, Ginda menyebutkan, bahwa siapapun sebenarnya bisa membeli tiket. Meskipun, pihaknya dan management Persis Solo terus berusaha mengantisipasi.  

"Tiketnya acak. Sebagian besar di sayap utara. Sebagian tiket juga kita foto. Mengingat gelang tiket bisa kita lacak. Sebenarnya siapa yang menjual. Ini biar jadi bahan evaluasi tim ticketing. Jadi ketahuan siapa yang menjual. Apakah itu elemen suporter, apakah dia titip, atau dia beli di store," katanya.

"Infonya mereka ada yang naik bis, ada yang naik mobil, ada yang naik kereta. Tapi kalau melihat bahasanya, banyak yang menggunakan bahasa asal. Jadi kita bisa tahu, tampaknya bukan orang Jawa Tengah, tapi Jawa Barat," katanya menambahkan.

Berkaca dari kejadian tersebut, Ginda meminta, solusi kepada operator liga alias PT Liga Indonesia Baru (LIB). "Panpel harap ada solusi yang jelas. Karena terlihat tadi, tidak ada atribut. Tapi, masih ada nyanyian. Masih ada ejekan. Panpel harus melakukan apa? Ini yang nanti kita mintakan solusi," katanya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement