Kamis 10 Aug 2023 12:07 WIB

Viral Anak Buang Ayah, Ini Tuntunan Islam dalam Merawat Orang Tua

Perbuatan dosa yang Allah cepatkan adzabnya di dunia adalah durhaka kepada orang tua.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Warga lanjut usia (lansia) mengikuti senam lansia di Kiara Artha Park, Kota Bandung, Jawa Barat, Ahad (6/8/2023). Rumah Zakat memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) senam lansia serentak di lokasi terbanyak dengan peserta sebanyak 16 ribu lansia di 138 titik di Indonesia.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Warga lanjut usia (lansia) mengikuti senam lansia di Kiara Artha Park, Kota Bandung, Jawa Barat, Ahad (6/8/2023). Rumah Zakat memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) senam lansia serentak di lokasi terbanyak dengan peserta sebanyak 16 ribu lansia di 138 titik di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Viral perilaku anak yang tega membuang ayahnya yang mengalami sakit ke tempat sampah di Jakarta Barat. Setelah banyak orang yang mengecam, anak tersebut lantas membawa orang tuanya itu, namun ia tidak merawatnya melainkan menyerahkan ke panti jompo.

Terlepas dari kasusnya, seperti apa ajaran Islam dalam memuliakan orang tua, terlebih yang mengalami sakit?

Baca Juga

Tuntunan Islam dalam Merawat Orang Tua

1. Orang tua adalah orang yang paling pertama wajib diperlakukan dengan baik

Seorang anak wajib terlebih dulu berlaku baik dan memuliakan kepada orang tuanya dibanding orang lainnya. Sebagaimana hadits nabi:

يا رسولَ اللهِ ! مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ : قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أباك ، ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ

“Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya” (HR. Al Bukhari)

Rasulullah SAW menyebut kata ibu sebanyak tiga kali pengulangan. Hal tersebut menunjukkan begitu utamanya kedudukan ibu sehingga bagi setiap orang terlebih dulu harus mengutamakan berbuat baik kepada ibunya. Setelah itu, seorang anak juga harus berbuat baik kepada bapaknya. Maka, setelah berbuat baik kepada kedua orang tua, baru selanjutnya kepada orang lain.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement