REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun meminta warga mengantisipasi dampak musim kemarau 2023, yang diprediksi BMKG lebih panjang sehingga dapat mengakibatkan kekeringan di sejumlah wilayah setempat.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun Muhamad Zahrowi mengatakan kekeringan selama musim kemarau berpotensi terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan, gagal panen, hingga kekurangan air bersih, utamanya di wilayah tepian hutan dan daerah minim irigasi.
"Meski kekeringan dan kekurangan air bersih ekstrem tidak pernah terjadi di Kabupaten Madiun, akan tetapi potensi kekeringan tetap perlu diwaspadai," ujarnya.
Dijelaskan, ada beberapa wilayah yang rentan terdampak kekeringan di Kabupaten Madiun. Yakni Kecamatan Gemarang, Kecamatan Kare, dan Saradan.
Pihaknya bersama pemangku kepentingan lain, unsur pentahelix, dan Forum Pengurangan Bencana Madiun berkomitmen untuk mewaspadai potensi yang ada dan melakukan penanganannya.
Antisipasi kekeringan dilakukan dengan cara mengendalikan sumur pompa untuk irigasi serta menyiagakan alat pendukung untuk pemadam kebakaran.
Selain itu masyarakat diminta untuk menjaga perilaku dengan menghemat penggunaan air bersih, kemudian tidak membuang puntung rokok sembarangan yang bisa menimbulkan potensi kebakaran lahan maupun hutan pada musim kemarau. Hal itu karena 40 persen wilayah Kabupaten Madiun adalah hutan.
BPBD Madiun juga intensif berkoordinasi dengan Perum Perhutani KPH Madiun dan KPH Saradan. Pihaknya juga memiliki aplikasi untuk mendeteksi titik panas yang bisa diakses setiap saat. Sehingga, jika terjadi kebakaran hutan bisa segera ditangani.