Senin 14 Aug 2023 06:15 WIB

733 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit Akibat Badai Pasir di Iran

Ratusan orang ini mengeluh kesulitan bernapas, masalah jantung dan penglihatan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Badai Pasir yang melanda Iran. (ilustrasi)
Badai Pasir yang melanda Iran. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Badai pasir dan debu di wilayah tenggara Iran mengganggu kehidupan warga sehari-hari. Badai pasir menyebabkan 733 orang dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.

"Akibat badai, 733 orang dari kota Zabul, Zehek, Hamun, Hirmend, dan Nimruz di bagian utara provinsi Sistan-Baluchestan mencari perawatan medis di rumah sakit dalam waktu tiga hari. Di antara orang-orang ini, 58 dirawat di rumah sakit," ujar Direktur Darurat Sistan-Baluchestan, Mecid Muhibbi, dilaporkan Anadolu Agency, Ahad (13/8/2023).

Baca Juga

Direktur Meteorologi Sistan-Baluchestan, Muhsin Haydari menjelaskan,  peningkatan kadar debu di udara menyebabkan jarak pandang turun menjadi tiga kilometer (1,9 mil) di Zabul. Sementara di Zahek jarak pandang turun menjadi dua kilometer (1,3 mil).

Dalam pernyataan tertulis, Kegubernuran Sistan-Baluchestan mengumumkan bahwa lembaga pemerintah dan bank ditutup di Kota Zabul, Zehek, Hamun, Hirmend, dan Nimruz akibat badai pasir dan debu. Bulan lalu, lebih dari 1.000 orang telah dirawat di rumah sakit di Provinsi Sistan-Baluchestan karena badai pasir.

Direktur Jenderal Departemen Manajemen Krisis Provinsi Sistan-Baluchestan, Majid Mohebi mengatakan, total 1.047 orang telah dirawat di rumah sakit karena badai pasir dan debu  terutama di Kota Zabul, Hamoun, Hirmand dan Nimroz.

Orang-orang yang terkena dampak sebagian besar mengeluh kesulitan bernapas, masalah jantung dan penglihatan. Provinsi Sistan-Baluchestan, yang berbatasan dengan Pakistan, terkenal dengan iklimnya yang sangat panas dan kering, sehingga mengubah provinsi tersebut menjadi mangkuk debu dan pasir.

Meningkatnya suhu tahun ini dan periode kekeringan yang berkepanjangan telah menyebabkan penguapan air permukaan. Kekeringan telah menghancurkan lahan basah Hamoun yang terkenal di provinsi tersebut.

Musim panas lalu, badai pasir dan debu yang lebat serta tingkat polusi udara tinggi memaksa penutupan lembaga pendidikan dan kantor pemerintah di beberapa kota Iran, termasuk Ibu Kota Teheran.

Direktur Jenderal di Kementerian Kesehatan Iran, Jafar Jandaqi mengatakan, paparan badai pasir dan debu membahayakan nyawa lebih dari 38 juta orang di Iran. “Peningkatan jumlah partikel di udara meningkatkan kemungkinan penyakit jantung dan mengganggu aktivitas sosial serta sistem transportasi umum,” ujarnya.

12 Juli diperingati sebagai Hari Internasional Memerangi Badai Pasir dan Debu.  Dalam sebuah pernyataan tahun ini, PBB mengatakan, badai pasir dan debu menghadirkan tantangan besar dan luas untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dalam dimensi ekonomi, sosial dan lingkungannya. PBB menambahkan, setidaknya 25 persen emisi debu global berasal dari aktivitas manusia. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement