REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah mengatakan pemerintah harus melakukan keputusan yang tepat dalam mengatasi tingginya polusi di Jakarta. Piter menyampaikan terdapat sejumlah perspektif dalam peningkatan polusi di Jakarta, baik dari sisi kacamata ekonomi maupun sosial.
"Polusi di Jakarta mengindikasikan aktivitas sosial ekonomi sudah kembali pulih. Pabrik-pabrik sudah beroperasi penuh," ujar Piter saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Jumat (18/8/2023).
Piter menilai kebijakan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah mungkin saja berdampak bagi penurunan polusi, namun memiliki dampak sosial seperti perlambatan ekonomi, bahkan pengangguran. Piter menyayangkan pengelolaan limbah dari aktivitas ekonomi tidak dilakukan secara baik.
"Kalau hanya WFH sebagian ASN, tidak diikuti dengan pengetatan pengawasan atas pabrik-pabrik untuk mengelola limbah, menurut saya tidak akan efektif. Polusi terbesar menurut saya lebih dari pabrik-pabrik," ucap Piter.
Piter mengatakan solusi utama untuk menurunkan tingkat polusi udara bukan dengan mengurangi aktivitas ekonomi, melainkan menerapkan ketentuan terkait pengelolaan limbah dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Piter menyebut pemerintah harus mendorong pabrik mengelola limbah secara maksimal.
"Masyarakat juga didorong memanfaatkan kendaraan publik. Regulasi terkait kendaraan bermotor harus diperketat. Kendaraan yang mengeluarkan polusi harus dilarang beroperasi," kata Piter.