Sabtu 19 Aug 2023 14:00 WIB

Malaysia Targetkan 3,2 Juta Wisatawan Muslim Selama 2023

Malaysia menyebut diri sebagai pionir dalam Muslim Friendly Tourism and Hospitality.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Sejumlah wisatawan mengunjungi kawasan Menara Kembar Petronas di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (29/7/2019).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Sejumlah wisatawan mengunjungi kawasan Menara Kembar Petronas di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (29/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, IPOH -- Kementerian Pariwisata, Seni, dan Budaya (Motac) Malaysia menargetkan 3,2 juta kunjungan wisatawan Muslim pada tahun ini. Target ini meningkat dibandingkan dengan target 2,1 juta pada tahun lalu.

Wakil Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya Khairul Firdaus Akbar Khan mengatakan jumlahnya 20 persen dari 16,1 juta wisman yang ditargetkan tahun ini dengan total pendapatan pariwisata sebesar 49,2 miliar ringgit Malaysia (setara Rp 161 triliun), dari 5,37 miliar ringgit Malaysia (setara Rp 17 triliun) di tahun sebelumnya.

Baca Juga

Dia juga mengatakan, ambisi tersebut dapat tercapai jika para pelaku industri wisata muslim memainkan perannya secara kolektif dan holistik untuk melengkapi peran Islamic Tourism Center (ITC).

"Walaupun tahun ini kami menargetkan 16 juta kunjungan wisman, namun kami yakin akan melebihi itu dan wisman muslim juga akan meningkat karena keunggulan kami menjadi pionir dalam Muslim Friendly Tourism and Hospitality (MFTH)," ujarnya, dilansir Malay Mail dari laporan Bernama, Sabtu (19/8/2023).

Wisatawan Muslim, menurutnya, adalah pasar yang berkembang di industri pariwisata. Karena, Malaysia menekankan pada MFTH agar pemain lokal dapat lebih memperluas penawaran mereka sebagai salah satu nilai tambah industri pariwisata Islami di tanah air.

Hal itu disampaikan Khairul Firdaus dalam jumpa pers setelah diresmikannya Bulan Wisata Islam (ITM) 2023. Program ini diresmikan oleh Menteri Besar Perak Datuk Seri Saarani Mohamad, yang juga dihadiri oleh Ketua Komite Pengembangan Koridor, Industri, dan Pariwisata Negara Loh Sze Yee dan direktur jenderal ITC Nizran Noordin.

Khairul Firdaus mengatakan negaranya adalah salah satu tujuan wisata muslim, namun pemerintah melihat fasilitas dan pelayanan perlu ditingkatkan untuk menarik lebih banyak wisatawan mancanegara.

Pihaknya perlu memahami kebutuhan dan preferensi wisatawan Muslim dan bagaimana menyesuaikannya dan menyelaraskan produk selain layanan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan upaya tersebut masih belum mencapai tingkat maksimal tetapi kami akan mencoba lagi melalui ITC.

"Demikian pula, kami sering mengabaikan promosi wisata Muslim di negara-negara minoritas Muslim karena segmen ini sebenarnya juga ingin merasakan apa pendekatan MFTH dan kami akan mengusahakannya pada waktunya," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement