Ahad 20 Aug 2023 14:27 WIB

Waktu Libur dan WFH tak Pengaruhi Kualitas Polusi Udara di Jakarta

Penelitian Nafas Indonesia, waktu libur dan WFH tidak pengaruhi kualitas polusi udara

Rep: Fergi Nadira/ Red: Bilal Ramadhan
Suasana kemacetan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Penelitian Nafas Indonesia, waktu libur dan WFH tidak pengaruhi kualitas polusi udara
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Suasana kemacetan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Penelitian Nafas Indonesia, waktu libur dan WFH tidak pengaruhi kualitas polusi udara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aplikasi pemantau kualitas udara, Nafas Indonesia mendeteksi pada 17 Agustus lalu polusi udara turun di Jakarta dan sekitarnya, sehingga kualitas udaranya terdeteksi sangat baik. Namun menurut penelitian Nafas Indonesia, hal ini bukan karena masyarakat libur maupun work from home (WFH), melainkan kualitas angin.

"Polusi udara turun pas 17-an kok bisa? Mari kita lihat pakai data. Saat 17-an di sore hari sekitar pukul 16.00, Jakarta dan Bodetabek pada pemantau udara kami menunjukkan udara kuning bahkan ada yang hijau," kata Co-founder Nafas Indonesia Piotr Jakubowski di akun resmi X @poitrj dikutip Republika di Jakarta pada Ahad (20/8/2023).

Baca Juga

Piotr mendeteksi bahwa beberapa jam sebelumnya pada tanggal 17 Agustus atau pada siang hari, polusi udara tinggi. Kualitas udara di aplikasi Nafas Indonesia masih merah terlebih di daerah Serpong.

"Beberapa jam sebelumnya, polusi udaranya di kanan kiri Jakarta atau Bodetabek merah semua masuknya sampai 127 P.M 2,5 di Serpong," katanya.