Senin 21 Aug 2023 23:15 WIB

Hari Pertama WFH ASN DKI, Lalu Lintas di Jaktim Terpantau Lengang Sepulang Kantor

Kebijakan WFH untuk menjaga kualitas udara di DKI dan mengurai kemacetan.

Aparatur sipil negara (ASN) saat berjalan di kompleks Balai Kota DKI Jakarta, Senin (21/8/2023). Situasi lalu lintas di Jaktim terpantau lengang pada hari pertama WFH.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Aparatur sipil negara (ASN) saat berjalan di kompleks Balai Kota DKI Jakarta, Senin (21/8/2023). Situasi lalu lintas di Jaktim terpantau lengang pada hari pertama WFH.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Situasi lalu lintas di sejumlah wilayah di Jakarta Timur terpantau ramai lancar pada hari pertama penerapan bekerja dari rumah (working from home/WFH) bagi pegawai Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, pada Senin (21/8/2023) petang. Situasi lalu lintas di Jalan Otista Raya, Bidara Cina, Jatinegara hingga Jalan I Gusti Ngurah Rai Terusan, Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur terlihat ramai lancar ketika pulang jam kantor sekitar pukul 18.00 WIB, dibandingkan hari-hari sebelum penerapan WFH.

Di Terminal Kampung Melayu dan halte bus TransJakarta juga terlihat lengang, tidak ada penumpukan penumpang di dalam halte maupun di terminal Kampung Melayu. Salah satu penumpang angkutan umum, Dina (28) mengaku senang pada hari pertama WFH ASN Pemprov DKI Jakarta karena lalu lintas menjadi lancar. 

Baca Juga

"Tidak macet sih, lancar sekali sekarang pas pulang kantor. Kalau pulang kantor dari Kebayoran ke Klender sudah tidak macet seperti biasanya," kata Dina.

Dia mengatakan jika biasanya dirinya pulang kantor harus menempuh 75 menit, saat ini hanya menghabiskan waktu sekira satu jam saja. Untuk itu dirinya menyambut positif dengan kebijakan Pemprov DKI Jakarta untuk memberlakukan WFH bagi ASN.

"Saya setuju banget sih dengan WFH ini. Situasi jalan jadi lebih lancar dari biasanya," ujarnya.

Sementara itu, karyawan swasta lainnya, Paulus (25) mengaku arus lalu lintas di beberapa ruas jalan masih terjadi kemacetan."Saya pulang biasanya satu jam dari Thamrin ke Kampung Melayu, ini sekarang malah lebih setengah jam," ujar Paulus.

Kendati demikian, dia mendukung kebijakan WFH guna menjaga kualitas udara dan mengurai kemacetan agar lebih optimal ke depannya. "Tapi memang situasi lalin di Thamrin itu terbiasa begitu. Sama saja sih. Tadi naik bus juga lumayan padat dari biasanya," ucapnya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement