Jumat 25 Aug 2023 10:07 WIB

Spekulasi Jatuhnya Pesawat yang Tewaskan Bos Wagner, Rudal atau Bom?

Aparat fokus pada teori bahwa satu atau dua bom mungkin ditanam di dalam pesawat

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Pesawat yang diduga membawa bom Wagner Yevgeny Prigozhin dan jatuh menewaskan para penumpangnya
Foto: AP
Pesawat yang diduga membawa bom Wagner Yevgeny Prigozhin dan jatuh menewaskan para penumpangnya

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Jet eksekutif Embraer Legacy 600 (EMBR3.SA), yang terbang dari Moskow ke Saint Petersburg, jatuh di dekat desa Kuzhenkino di wilayah Tver, sebelah utara Moskow. Pesawat itu mengangkut tiga awak dan tujuh penumpang yang di antaranya yakni pemimpin tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin.

Seorang reporter Reuters yang berada di lokasi jatuhnya pesawat pada Kamis (24/8/2023) pagi melihat sejumlah pria membawa kantong-kantong berisi jenazah dengan tandu. Sebagian ekor pesawat dan serpihan lainnya tergeletak di tanah dekat area hutan tempat para penyelidik forensik mendirikan tenda.

Baca Juga

Outlet berita Baza, yang memiliki sumber-sumber terpercaya di antara lembaga-lembaga penegak hukum, melaporkan bahwa para penyelidik berfokus pada sebuah teori bahwa satu atau dua bom mungkin telah ditanam di dalam pesawat.

Penduduk Kuzhenkino, desa di dekat lokasi jatuhnya pesawat, mengatakan bahwa mereka mendengar suara dentuman dan kemudian melihat pesawat itu jatuh ke tanah. Pesawat tidak menunjukkan tanda-tanda adanya masalah hingga penurunan tajam pada 30 detik terakhir, menurut data pelacakan penerbangan.

Seorang penduduk desa, yang menyebutkan namanya sebagai Anatoly, mengatakan ledakan itu bukan guntur, itu adalah dentuman logam.

Sementara itu, spekulasi lainnya menyebut jet tersebut ditembak dari daratan. Menurut laporan Stuff, sekutu Prigozhin mengklaim jet Embraer ditembak jatuh oleh pertahanan udara Rusia. Sumber keamanan Inggris mengatakan kepada The Telegraph, pesawat tersebut hampir pasti ditembak jatuh oleh badan intelijen dalam negeri Rusia FSB. Badan tersebut bertindak atas perintah Putin. “Tentu saja Putin,” kata salah satunya.

Mantan kepala MI6 Sir Richard Dearlove meyakini peristiwa yang menimpa Prigozhin akan dianggap sebagai sebuah kecelakaan dan akan ada unsur keraguan. Namun semua orang di Barat akan sampai pada kesimpulan yang sama bahwa ini adalah kesalahan Putin dari upaya balas dendam pada orang-orang yang menantang basis kekuatannya.

Sebuah sumber keamanan mengatakan kepada The Telegraph bahwa Prigozhin dibunuh atas perintah Putin. “Putin sebagai seorang pemimpin tidak boleh dipermalukan seperti yang dia alami. Putin berfungsi pada dua hal: Loyalitas di atas bakat... dan konsekuensi dari pengkhianatan," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement