Ahad 27 Aug 2023 21:15 WIB

Bekerjalah, Jangan Menyusahkan Orang Lain, Simak Nasihat Imam Al Ghazali 

Bekerja untuk menafkahi orang-orang terdekat adalah mulia.

Rep: Andrian Saputra / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi bekerja. Bekerja untuk menafkahi orang-orang terdekat adalah mulia
Foto: Mahmud Muhyidin
Ilustrasi bekerja. Bekerja untuk menafkahi orang-orang terdekat adalah mulia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Bekerja sungguh-sungguh untuk memenuhi kebutuhan  diri dan keluarga adalah bagian dari ibadah. Sehingga dengan cara ini seorang Muslim akan dapat menjaga kehormatannya dan tidak menjadi orang yang meminta-minta dan membebani orang lain.  

Imam Al Ghazali dalam kitab Bidayat al-Hidayah bahkan menjelaskan bahwa ketika seorang Muslim tidak mampu masuk dalam kategori kelompok para menuntut ilmu yang mengamalkannya dan mengajarkannya kepada orang lain, dan tidak juga mampu masuk kategori kelompok orang ahli dzikir yang mengamalkan dzikir secara konsisten, serta tidak juga mampu masuk dalam kategori orang yang mendermakan hasil usahanya untuk kemaslahatan umat dan syiar Islam, maka paling minimal hendaknya masuk dalam kategori kelompok orang yang menyibukan hari-harinya dengan bekerja untuk memenuhi setiap kebutuhan hidupnya dan keluarganya.  

Baca Juga

Dengan begitu seorang Muslim akan terhindar dari meminta-minta pada orang lain dan menjadi beban orang lain. Selain itu bila tidak sanggup masuk pada kategori ahli ilmu, ahli dzikir, atau dermawan, maka hendaknya minimal memastikan keamanan dan keselamatan Muslim lainnya dari diri sendiri.

Maksudnya mematikan agar jangan sampai diri kita sendiri menyakiti Muslim lainnya dengan lisan atau dengan perbuatan. Dan minimal jangan sampai melakukan maksiat-maksiat. 

Baca juga: Jangan Lelah Bertobat kepada Allah SWT, Begini Pesan Rasulullah SAW

Dengan itu semua, maka seorang hamba meski tidak masuk derajatnya golongan as sabiqun (derajatnya para kekasih Allah) paling tidak akan masuk derajatnya Ashabul Yamin, yakni golongan kanan yang selamat dunia dan akhirat)   

أن لا تقوى على ذلك ، واشغلت بحاجتك اكتسابا على نفسك وعلى عيالك ، وقد سلم المسلمون منك وأمنوا من لسانك ويدك ، وسلم لك دينك ، إذ لم ترتكب معصية ، فتنال بذلك درجات أصحاب اليمين ، إن لم تكن من أهل الترقي إلى مقامات السابقين ، وهذه أقل الدرجات في مقامات الدين ،

Artinya: “Bila engkau tidak kuat itu semua (seperti disebutkan pada pembahasan sebelumnya yakni untuk menuntut ilmu dan mengamalkan serta mengajarkannya, berdzikir, dan mencari nafkah yang sebagian hasilnya diberikan untuk kemaslahatan umat, membantu perjuangan dakwah dan lainnya), maka sibuklah engkau dengan mewujudkan hajatmu sendiri karena usaha atas dirimu sendiri dan untuk keluargamu. (Dengan itu) sungguh telah memastikan selamat orang-orang Muslim darimu, dan aman setiap Muslim dari lisanmu dan tanganmu, dan selamat agamamu karena engkau tidak melakukan maksiat. Maka engkau akan memperoleh dengan itu semua derajatnya Ashabul Yamin (golongan kanan, yakni kaum yang baik dan selamat dunia akhirat) bila tidak masuk ahli yang menaiki ketingkatan as sabiqun. Ini (orang yang bekerja untuk hajatnya) adalah sedikit-sedikitnya derajat dalam kedudukan agama.  Dan setelah ini” (lihat kitab Bidayat al-Hidayah halaman 112-113 cetakan Darul Minhaj Lebanon Beirut).    

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement