Senin 28 Aug 2023 15:24 WIB

Jawaban Unik Imam Nawawi dan Imam Suyuthi Mengenai Wanita

Seorang wali Allah itu tunduk dan patuh pada istrinya.

Rep: Rumah Berkah/ Red: Partner
.
Foto: network /Rumah Berkah
.

Ilustrasi
Ilustrasi

Jawaban Imam Nawawi dan Imam Suyuthi Mengenai Wanita

Oleh Syahruddin El Fikri

Sahabat Rumah Berkah yang dirahmati Allah SWT.

Dalam berbagai kitab klasik diterangkan bahwa Allah SWT menetapkan bagi manusia itu tiga hal, yakni kematian, rezeki, dan jodoh. Maksudnya, kematian itu sudah ditentukan oleh Allah bagi setiap makhluknya. Sebagaimana dalam Al-Quran dikatakan:

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ

“Setiap yang bernyawa pasti akan mati, kemudian kepada-Nya lah kita dikembalikan.” (QS. Al-Ankabut; ayat 57).

Berdasarkan keterangan ayat ini, maka tidak ada satu makhluk pun di muka bumi yang tidak mati. Semuanya pasti mati. Manusia mati, hewan mati, tumbuhan mati, jin mati, setan mati, iblis mati, bahkan malaikat pun akan mati.

Karena sudah dipastikan mati, maka sebagai manusia beriman, bagaimana caranya agar kita semua memaksimalkan segala potensi yang diberikan oleh untuk digunakan dengan sebaik-baiknya.

Begitu pula dengan rezeki, setiap makhluk sudah ditentukan rezeki. Baik dia sehat maupun sakit, rezeki tetap ada. Hanya saja, bagaimana meraih rezeki itu dengan sebaik mungkin.

Dalam Al-Quran dikatakan:

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi ini, melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).” (QS. Hud: 6)

Demikian halnya dengan jodoh. Setiap insan, sudah ditentukan jodohnya. Namun demikian, ada pula mereka yang hingga akhir hayatnya tidak mendapatkan jodohnya. Bahkan, ada yang tidak mau menikah karena trauma dengan pernikahan seseorang yang putus di tengah jalan, dan lainnya.

Mengenai perjodohan ini, ada hal menarik dari jawaban Imam Nawawi dan Imam As-Suyuthi. Keduanya merupakan ulama terkemuka dari madzhab Syafii. Imam Nawawi sampai akhir hayatnya tidak menikah, dan Imam As-Suyuthi menikah.


Suatu ketika, Imam Nawawi ditanya. Mengapa beliau tidak menikah. Jawabannya mungkin cukup mengejutkan. Sebab sebagaimana kita ketahui bersama, beliau banyak mengarang kitab yang menjadi rujukan para ulama masa kini. Beliau menguasai ribuan hadis Nabi dan sangat memahaminya dengan baik. Namun begitu, beliau tidak menikah sama sekali. Saat ditanyakan mengenai hal tersebut, Imam Nawawi menjawab: “(Tahukah kalian), matinya ilmu itu terletak di antara dua paha perempuan.”

Maka atas alasan tersebut, beliau menggunakan ‘dalil’ untuk untuk terus menjaga kesuciannya dengan tidak menikah, demi menghidupkan ilmu.

Sebaliknya, ketika Imam As-Suyuthi ditanya kenapa beliau menikahi Wanita? Jawaban beliau ini kayaknya menjadi inspirasi banyak orang untuk terus menikah-menikah, dan menikah. Apa jawabannya: “(Tahukah kalian), hidupnya ilmu itu terletak di antara dua paha perempuan.”

Imam Nawawi menjawab bahwa menikah itu dapat menyebabkan matinya ilmu, sedangkan menurut Imam As-Suyuthi menikah itu dapat menghidupkan ilmu. Sungguh dua jawabannya yang mengagumkan dari para ulama, mereka memberikan jawaban berbeda namun tetap menjaga adab dan sikap hormat kepada ulama lainnya yang berbeda dengan dirinya.

Gus Kautsar, pengasuh Ponpes Al-Falah, Ploso, Kediri, dalam salah satu videonya yang beredar di sosial media, mengatakan, bahwa seorang wali Allah (kekasih Allah) atau ulama besar itu, harus nurut (patuh) sama pasangannya.

Kenapa? ...


“Kalau ada kyai, nggak patuh sama istrinya, berarti belum bisa disebut wali Allah,” katanya disambut tawa hadirin. Kenapa demikian? Gus Kautsar mengatakan, sambil mengutip pernyataan dari Abu Yazid Al-Busthomi, seorang sufi terkemuka; “Qalla Ahadun min awliya’illah, ill awa huwa tahta hukmun imro’atihi tu’dziihi bi lisaniha wa fi’liha.” (Sangat jarang ada kekasih Allah SWT, kecuali beliau-beliau (wali-wali) itu berada atau tunduk pada kekuasaan istrinya).

“Artinya, rata-rata wali itu mesti takluk atau tunduk pada istrinya,” tegas Gus Kautsar. Karena itu, lanjutnya, jika kalian tidak mau tunduk pada istrinya, berarti susah jadi wali (kekasih) Allah).

Demikian sahabat Rumah Berkah, semoga artikel ini bermanfaat. (Sya/RB).

Bagi sahabat yang ingin mendapatkan informasi lainnya, silakan mengklik link di bawah ini, atau langsung ke www.rumahberkah.republika.co.id

Baca Juga:

1. *Kisah Pernikahan Nabi Adam dan Hawa*

https://rumahberkah.republika.co.id/posts/233437/kisah-pernikahan-awal-nabi-adam-dan-siti-hawa

2. *Cincin dari Besi Boleh Dijadikan Maskawin*

https://rumahberkah.republika.co.id/posts/233442/mahar-pernikahan-boleh-berupa-cincin-dari-besi

3. *Begini Syarat dan Rukun Nikah*

https://rumahberkah.republika.co.id/posts/233445/begini-syarat-dan-rukun-nikah

4. *Kriteria Calon Pasangan yang Layak Dinikahi*

https://rumahberkah.republika.co.id/posts/233448/beginilah-kriteria-calon-pasangan-yang-layak-dinikahi

5. *Pahami Tujuan Nikah Agar Tidak Berakhir Pahit*

https://rumahberkah.republika.co.id/posts/233449/kenapa-pernikahan-berakhir-pahit-pahami-tujuan-pernikahan

Semoga bermanfaat.

Artikel lainnya dapat diklik pada berikut ini:

www.republika.co.id

www.bukurepublika.id

www.rumaberkah.republika.co.id

Salam

sumber : https://rumahberkah.republika.co.id/posts/234145/jawaban-unik-imam-nawawi-dan-imam-suyuthi-mengenai-wanita
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement