Rabu 30 Aug 2023 14:38 WIB

Seorang Anak Meninggal, Kedungkandang Kota Malang KLB Difteri

Di wilayah itu sebelumnya telah ditemukan dua kasus difteri

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Tenaga kesehatan mengambil vaksin Difteri Tetanus (DT) saat Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) - ilustrasi
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Tenaga kesehatan mengambil vaksin Difteri Tetanus (DT) saat Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang telah menetapkan Kecamatan Kedungkandang dalam kategori wilayah dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri. Pasalnya, telah ditemukan dua kasus difteri yang salah satunya dinyatakan meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Malang, Husnul Muarif mengatakan, dua kasus ini dialami anak laki-laki berusia delapan tahun dan perempuan usia lima tahun. "Kalau kelurahannya saya pastikan dulu, tapi wilayahnya di Kedungkandang itu," kata Husnul saat dikonfirmasi wartawan.

Menurut Husnul, para pasien difteri tersebut sebelumnya telah ditangani sesuai dengan standar perawatan di rumah sakit. Kemudian untuk penanggulangan supaya tidak menyebar, dilakukan dengan Outbreak Response Immunization (ORI).

Pelaksanaan imunisasinya berlangsung di 12 kelurahan di kecamatan Kedungkandang, dengan sasaran anak umur 1 sampai 15 tahun.  Husnul mengungkapkan, proses imunisasi tersebut masih berlangsung karena dilaksanakan secara bertahap.

Namun pihaknya memastikan akan lebih memprioritaskan anak usia 1 sampai 5 tahun atau anak TK dan PAUD. Khusus untuk anak SD diberikan saat Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada Agustus 2023.

Secara keseluruhan, kata dia, terdapat 43.854 anak yang menjadi sasaran ORI di Kedungkandang. Rinciannya, yakni 11.094 anak usia 1 sampai 5 tahun lalu 6.766 anak umur 5 hingga 7 tahun.

Kemudian untuk anak usia 7 hingga 15 tahun tercatat ada 25.994 orang.  Setelah anak mendapatkan ORI, maka pihaknya harus melakukan monitoring dan evaluasi (monev).

"Dari 43.854 itu tadi, berapa yang hadir dan divaksin. Itu yang jadi monev kami. Selanjutnya, yang tidak hadir akan kami lakukan kunjungan rumah," jelasnya.

Menurut Husnul, upaya ORI harus dilakukan guna mencegah penyebaran difteri. Terlebih, kata dia, difteri dapat menyebabkan kematian apabila tahapannya sudah terlalu parah.

Sebab itu, pihaknya untuk sementara fokus ke Kecamatan Kedungkandang terlebih dahulu sebelum berlanjut ke kecamatan lainnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement