REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mendukung wacana untuk melarang masyarakat ibadah haji lebih dari satu kali guna memotong panjangnya daftar tunggu antrian jamaah. Wacana itu semula disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, tentang perlunya Indonesia melakukan transformasi penyelenggaraan haj, termasuk wacana ibadah haji cukup sekali.
"Ide itu saya kira bagus untuk memberikan kesempatan kepada yang belum haji. Yang sudah haji biarlah umrah saja," ujar Kiai Ma'ruf dalam keterangan persnya di sela kunjungan kerja ke Bangkalan, Jawa Timur, Kamis (31/8/2023).
Kiai Ma'ruf tidak membantah daftar tunggu antrian ibadah haji saat ini sudah sangat panjang bahkan hingga puluhan tahun. Karena itu, Kiai Ma'ruf menilai wacana ini perlu didiskusikan lebih lanjut guna mengatasi panjangnya daftar tunggu haji.
"Saya kira ini memang mesti harus diperdebatkan ya. Dulu itu hanya 5 tahun sekali kemudian ada 10 tahun sekali. Nah sekarang ada lebih, lebih maju lagi," ujarnya.
Karena itu, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini mendukung perlunya transformasi dalam penyelenggarahan haji.
"Supaya ya pokoknya yang sudah haji tidak boleh haji, sehingga yang belum Haji ini bisa (haji). Jadi ada penghentian, nah ini nanti saya kira itu kan sesuatu yang harus dilibatkan, diperdebatkan," ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, Indonesia perlu melakukan transformasi penyelenggaraan haji agar semakin baik ke depan. Salah satunya, Muhadjir membuka wacana untuk melarang masyarakat untuk pergi haji lebih dari satu kali.
Hal itu dirasa memungkinkan untuk memotong lamanya antrean keberangkatan jamaah haji. "Wacana ini perlu dibahas karena jamaah haji yang semakin menua berimplikasi terhadap kesehatan," ungkap Muhadjir dalam siaran persnya Jumat (25/8/2023) di acara Seminar Nasional Kesehatan Haji.
Muhadjir menilai, kewajiban haji bagi yang mampu hanya satu kali. Sementara kesempatan selanjutnya harus diberikan kepada masyarakat yang belum menunaikan ibadah haji.
Muhadjir berharap melalui seminar didapatkan kesimpulan yang dapat direkomendasikan dan diimplementasikan untuk memperbaiki pelayanan haji, khususnya di sektor kesehatan. Mengingat ke depan persoalan kesehatan akan semakin kompleks karena semakin banyak jamaah lansia.