Jumat 01 Sep 2023 15:05 WIB

PBB Ajukan Usulan Baru Perjanjian Biji-bijian Laut Hitam ke Rusia

PBB sebut mengajukan serangkaian usulan konkret terkait biji-bijian Laut Hitam

Perjanjian Koridor Gandum Laut Hitam yang disepakati Rusia-Ukraina.
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Perjanjian Koridor Gandum Laut Hitam yang disepakati Rusia-Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Ketua Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Kamis mengatakan telah mengirim surat kepada Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov yang menyampaikan "serangkaian usulan konkret" untuk menciptakan kondisi bagi pembaruan inisiatif biji-bijian Laut Hitam.

"Kami memiliki beberapa solusi konkrit atas keprihatinan yang memungkinkan adanya akses efektif atau lebih efektif terhadap pangan dan pupuk Rusia ke pasar global dengan harga yang memadai," kata Guterres kepada wartawan dalam konferensi pers di kantor pusat PBB di New York.

Baca Juga

"Kami yakin inisiatif Laut Hitam telah memberikan kontribusi yang sangat penting untuk membuat pasar pangan lebih memadai dalam mencapai tujuan kita dalam ketahanan pangan," kata dia, seraya menambahkan kesepakatan itu menurunkan harga dan menciptakan kondisi untuk akses ke pasar global di banyak negara.

"Kami percaya sangatlah penting memperbarui perjanjian ini. Dan di saat yang sama, kami memperhatikan permintaan Rusia, dan saya yakin kami memberikan usulan yang dapat menjadi dasar pembaruan perjanjian ini," ujar Guterres.

Namun Guterres menekankan pembaruan tersebut "harus stabil"

"Kami tidak bisa membuat inisiatif Laut Hitam yang berpindah dari krisis ke krisis, dari penundaan ke penundaan. Kami memerlukan sesuatu yang berhasil dan memiliki manfaat bagi semua orang," lanjut dia.

Sebelumnya, Lavrov dan Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengadakan pembicaraan di Moskow dimana Fidan mengatakan usulan baru dapat memperbarui kesepakatan itu.

Turki terus melanjutkan upayanya untuk memperbarui perjanjian itu dan mengatakan tidak ada alternatif lain.

Pada 17 Juli, Rusia menghentikan partisipasinya dalam perjanjian itu, yang ditengahi Turki dan PBB, untuk melanjutkan ekspor biji-bijian dari tiga pelabuhan Laut Hitam Ukraina yang terhenti setelah perang pecah pada Februari 2022.

Moskow telah berulangkali mengeluhkan bahwa Barat belum memenuhi kewajibannya terkait ekspor gandum Rusia. Dikatakan bahwa pembatasan pembayaran, logistik, dan asuransi telah menjadi penghalang pengirimannya.

Di saat yang sama, Guterres ditanya mengenai Majelis Umum mendatang dan kemungkinan perdamaian di Ukraina, dimana ia menjawab "Harapan tidak pernah berakhir".

"Namun, tentu saja saya berbohong jika mengatakan saya yakin kami telah melihat perdamaian di Ukraina dalam waktu dekat. Saya pikir kita belum sampai kesana,"

ucapnya.

"Oleh karena itu sangat penting untuk mengambil langkah mengurangi dampak negatif yang dramatis dari perang ini."

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement