Jumat 01 Sep 2023 21:20 WIB

8 Fakta Ini Jelaskan Abaya yang Sesungguhnya dan Kini akan Dilarang Prancis

Prancis akan larang abaya di sekolah-sekolah.

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi gaun abaya di Arab Saudi yang dibalut dengan cadar. Prancis akan larang abaya di sekolah-sekolah
Foto: saudigazette.com
Ilustrasi gaun abaya di Arab Saudi yang dibalut dengan cadar. Prancis akan larang abaya di sekolah-sekolah

REPUBLIKA.CO.ID,  PARIS — Menteri Pendidikan Nasional dan Pemuda Prancis Gabriel Attal mengumumkan di saluran televisi Prancis, TF1, pada hari Ahad, 27 Agustus, bahwa negaranya telah melarang penggunaan abaya di sekolah-sekolah. Attal mengeklaim bahwa siswa sekolah harus bebas dari embel-embel agama apa pun.

“Saya telah memutuskan bahwa tidak diperbolehkan lagi memakai abaya ke sekolah. Ketika Anda memasuki ruang kelas, Anda tidak boleh dapat mengidentifikasi agama siswa dengan melihat mereka. Di mana pun Republik diuji, kita harus berdiri bersama," kata Attal.

Baca Juga

Menteri pendidikan nasional telah memberitahu petugas pendidikan dengan tegas dalam pertemuannya dengan mereka pada Kamis lalu. Namun, apa sebenarnya abaya yang dilarang Prancis ini? Berikut ini beberapa fakta terkait Abaya yang dilansir dari Lamonde pada Rabu (30/8/2023).

1. Abaya dalam bahasa Arab berarti toga atau jubah, yakni sebuah pakaian yang berbentuk lebar, longgar dan ringan dari bahu hingga kaki. Abaya ini mirip dengan djellaba yang dikenakan di Afrika Utara atau gamis yang dikenakan di Afrika Barat.

2. Abaya sering digunakan sebagai pakaian wanita, meskipun bisa dipakai oleh pria tentu dengan potongan yang berbeda. Sebagian besar abaya berwarna netral, tetapi berkembangnya zaman, banyak abaya dipasarkan dengan warna yang lebih cerah.

3. Bagaimana Anda bisa membedakannya dari pakaian serupa? Djellaba, yang berasal dari Berber, dibedakan warnanya yang biasanya lebih cerah dan motif hias yang lebih rumit. Sedangkan gamis memiliki garis yang lebih lurus dan lebih mirip abaya. Di jejaring sosial X, mantan Menteri Kesetaraan Wilayah dan Perumahan Cécile Duflot bertanya kepada para pengikutnya apakah gaun panjangnya yang dia posting dianggap sebagai bentuk serangan terhadap sekularisme, padahal sebenarnya adalah "gaun Gucci 2.980," Duflot kemudian menjelaskan setelah seseorang salah mengira gaun mewah itu sebagai abaya sehingga membuktikan maksudnya bahwa sulit untuk membedakan antara gaun penutup panjang dan abaya.

Baca juga: 19 Aktivitas Keseharian Para Firaun yang Menguasai Mesir Selama Ribuan Tahun

 

4. Mengapa pakaian ini begitu kontroversial? Menurut memo pemerintah yang dilihat oleh Le Monde, laporan pelanggaran sekularisme di sekolah telah meningkat selama setahun terakhir (4.710 kasus pada 2022-2023, dibandingkan dengan 2.167 kasus tahun sebelumnya), dan lebih dari 40 persen laporan bulanan sekarang menyangkut pakaian yang mungkin bersifat budaya dan agama seperti gamis atau djellaba untuk pria, atau abaya untuk wanita. Laporan ini menyangkut sekitar 150 sekolah, dari beberapa ribu sekolah dasar dan menengah.

Beberapa melihat ini sebagai pelanggaran hukum pada 2004, yang melarang "pakaian tanda atau pakaian yang dengannya murid-murid seolah-olah mengekspresikan afiliasi agama."

Menteri pendidikan sebelumnya, Pap Ndiaye, telah mengeluarkan arahan pada November 2022, menyerahkan kepada masing-masing kepala sekolah untuk memutuskan apakah pakaian seperti itu religius atau tidak. Sikap ini dianggap terlalu moderat, memang longgar, oleh oposisi sayap kanan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement