REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Sembilan orang terluka pada Jumat (1/9/2023) dalam intervensi pasukan Israel terhadap warga Palestina yang berunjuk rasa di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza yang terkepung.
Menurut pernyataan dari Komite Perlawanan Populer Kfar Qaddum, warga Palestina bereaksi di Tepi Barat terhadap ancaman pembangunan permukiman Yahudi di atas tanah di Beit Dajan dan Kfar Qaddum. Tanah ini berafiliasi dengan Kalkilya, dan Beyt Dajan di sebelah timur Nablus.
Tujuh orang Palestina terluka oleh peluru logam berlapis karet dari pasukan Israel terhadap para pengunjuk rasa. Puluhan orang Palestina terkena gas air mata.
"Dua orang Palestina, satu terluka oleh peluru tajam di kaki dan satu lagi oleh peluru logam berlapis karet, dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan," kata Kementerian Kesehatan Palestina dalam sebuah pernyataan, dilansir Anadolu Agency, Sabtu (2/9/2023).
Pasukan Israel melakukan intervensi dengan gas air mata dan peluru tajam, serta peluru logam berlapis karet. Warga Palestina melakukan protes setiap Jumat untuk menentang pembangunan permukiman ilegal Yahudi. Hal ini merujuk hukum internasional, semua permukiman Yahudi di wilayah Palestina yang diduduki dianggap ilegal.
Tentara Israel turun tangan dengan peluru tajam dan peluru plastik, gas air mata, dan terkadang air yang berbau busuk bercampur zat kimia. Di Jalur Gaza, sebuah demonstrasi diselenggarakan untuk mendukung para tahanan Palestina di penjara-penjara Israel dan Masjid Al Aqsa.