REPUBLIKA, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali mengeluarkan pernyataan rasialisnya pada Ahad (3/9/2023) dengan mengatakan bahwa para migran Afrika merupakan 'ancaman nyata' bagi karakter dan masa depan Israel sebagai negara Yahudi.
Pernyataannya muncul satu hari setelah sedikitnya 140 pencari suaka Eritrea terluka dalam bentrokan antara pendukung dan penentang rezim negara mereka di Tel Aviv pada Sabtu (3/9/2023). Kemudian Netanyahu menyerukan deportasi para migran ilegal yang terlibat dalam bentrokan pada Sabtu di Tel Aviv.
Perdana Menteri Israel tersebut mengatakan bahwa ia telah menugaskan sebuah komite kementerian untuk mengambil 'langkah tegas terhadap para perusuh, termasuk deportasi segera terhadap mereka yang terlibat'. Dia menganggap kerusuhan hari Sabtu oleh para pencari suaka Eritrea sebagai "amukan yang tidak dapat kami terima."
Video yang diunggah ke media sosial yang menunjukkan kekerasan di jalan antara polisi dan pengunjuk rasa, serta antara mereka kelompok-kelompok yang berlawanan dari warga negara Eritrea. Warga Eritrea merupakan mayoritas pencari suaka dari Afrika di Israel, diperkirakan mencapai lebih dari 30.000 orang, menurut perkiraan Israel.
Beberapa tahun terakhir terjadi bentrokan antara para penentang Eritrea dan pendukung rezim negara mereka di Israel. Sejumlah pencari suaka Eritrea terluka dalam bentrokan di Tel Aviv pada Sabtu.