Rabu 06 Sep 2023 08:42 WIB

Kader Demokrat Ungkap Anies tidak Jujur di Mata Najwa: Yang Gebrak Meja Surya Paloh!

Dalam memilih Cak Imin, Anies menuruti Surya dengan mengabaikan Demokrat dan PKS.

Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh memeluk capres 2024 Anies Rasyid Baswedan.
Foto: ANTARA/Reno Esnir
Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh memeluk capres 2024 Anies Rasyid Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penampilan capres Koalisi Perubahan Anies Rasyid Baswedan di acara Mata Najwa ternyata mendapat koreksi beberapa kader Partai Demokrat. Salah satu yang disorot adalah penjelasan Anies ketika pertemuan Tim 8 yang deadlock dalam menentukan capres hingga memicu diskusi sampai gebrak meja.

Deputi Bakomstra DPP Partai Demokrat, Cipta Panca Laksana, pun menuding Anies tidak berbicara jujur di acara tersebut. Pasalnya, yang melakukan gebrak meja adalah Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh. Hal itu untuk membantah tudingan jika Demokrat yang memaksa segera deklarasi.

Baca Juga

"Karena Anies tidak menjelaskan siapa yang gebrak meja, maka publik bisa menangkap bahwa bisa saja yang dia maksud perwakilan Demokrat yang gebrak meja memaksakan AHY sebagai wapres. Perlu diluruskan yang gebrak meja adalah SP karena 'diserang' oleh Tim 8 untuk segera lakukan deklarasi," ucap Panca melalui akun X @panca66 dikutip Republika.co.id di Jakarta, Rabu (6/9/2023).

"Penjelasan Anies di Mata Najwa banyak ngelesnya dan ada unsur kebohongan. Tidak benar Anies bilang selama pertemuan tanggal 24 dia dan Tim 8 di Cikeas tidak menyebut sama sekali nama cawapres. Tidak benar Anies berusaha menghubungi AHY sampai tanggal 31 Agustus," kata Panca menerangkan.

Menurut Panca, yang benar adalah Anies sangat menuruti semua keputusan Surya Paloh dalam penentuan capres. Karena Anies menurut penuh kepada Surya, akhirnya Demokrat dan PKS yang menjadi bagian Koalisi Perubahan tidak dilibatkan sama sekali.

 "Bahwa Anies pasrah bongkok dengan SP untuk mengabaikan dua partai mitra lainnya, yaitu Demokrat dan PKS untuk diajak bicara sebelumnya. Ini pelanggaran fatal terhadap kesepakatan Koalisi Perubahan," kata Panca.

Wasekjen DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon menjelaskan, meski Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sudah meminta kader untuk move on, ia merasa perlu mengklarifikasi penjelasan Anies di Mata Najwa. "Gimana gak mau dibahas lagi? Mas Anies di Najwa dengan kepintarannya bicara mencuci dirinya seakan dia yang paling benar semua. Ya kita bela dirilah," ucapnya.

Jansen menuding, Anies punya cacat moral mengingkari omongannya sendiri, termasuk kriteria cawapres yang dibuat sendiri. Sebelumnya, Anies memang memberikan beberapa kriteria yang harus menjadi cawapresnya, salah satunya nol masalah.

Sayangnya, bukan AHY yang dipilih melainkan Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar. Namun, Cak Imin yang disetujui menjadi cawapres Anies malah terjerat masalah dan langsung dipanggil KPK terkait kasus Korupsi di Kemenakertrans pada 2012.

"Orang se-Indonesia ini sudah tahu dia ingkari. Omongan mamanya. Guru spiritualnya. Surat yang ditulisnya dan banyak lagi omongannya ke kami. Sedikit pun dia tidak ada minta maaf kan? Versi yang merugikan dirinya mana ada dia omongkan," ucap Jansen.

Anies mahasuci...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement