REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Allah SWT menjadikan Alquran sebagai rujukan kaum Muslimin dalam meniti hidup. Guna mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Selain itu, Alquran juga menjadi obat (penawar) bagi penyakit hati, yang terus mewabah di tengah masyarakat modern. (QS Al-Isra [17]: 72).
وَمَنْ كَانَ فِي هَٰذِهِ أَعْمَىٰ فَهُوَ فِي الْآخِرَةِ أَعْمَىٰ وَأَضَلُّ سَبِيلًا “Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).”
Karena itu, setiap Muslim hendaknya menguatkan kembali komitmen kepada Alquran. Mengimani, membenarkan, mencintai, menghormati, dan mengagungkannya.
Setiap saat, seorang Muslim hendaknya terus berkomitmen mengamalkan Alquran. Untuk itu, diperlukan langkah padu dan konsisten agar komitmen ini terus terjaga. Sedikitnya ada lima langkah yang perlu dilakukan.
Alquran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Rasulullah SAW. Kita wajib mengimani semua ayat yang dibaca. Baik yang berupa hukum-hukum maupun kisah-kisah. Baik yang menurut kita terasa masuk akal maupun yang belum dapat dipahami. Yang nyata maupun gaib. (QS Al-Maidah [5]: 83).
وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَىٰ أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا مِنَ الْحَقِّ ۖ يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ
“Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad.”
Kedua, menjadikan Alquran sebagai kawan akrab dalam kehidupan, yakni sebagai bahan bacaan terbaik dalam perjalanan umat manusia. (QS Al-Baqarah [2]: 121).
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”
Ketiga, berupaya memahami setiap kata dan kalimat indah yang tertera dalam kitab mulia ini. Tadabbur Alquran dilakukan dengan mengulangi ayat-ayat yang dibaca dan merepasinya dalam hati. (QS An-Nisa’ [4]: 82).
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran? Kalau kiranya Alquran itu bukan dari sisi Allah SWT, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.”
Baca juga: Bagaimana Laut Merah Bisa Terbelah oleh Tongkat Nabi Musa? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Keempat, mencoba menghafalkan dan menjaga hafalan ayat demi ayat dengan sepenuh jiwa. Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang di dalam rongga tubuhnya tidak ada sedikit pun Alquran, tak ubahnya bagaikan rumah yang bobrok.”
Baca juga: 15 Pengakuan Orientalis Non-Muslim Ini Tegaskan Alquran Murni tak Ada Kesalahan
Kelima, mengamalkannya dalam hidup keseharian dan berpegang teguh pada hukum-hukumnya. Senantiasa berusaha menyelaraskan hidup dan tingkah laku, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW. Karena, sesungguhnya akhlak Rasul SAW adalah gambaran aplikatif dari Alquran.
Marilah kita menjadi Alquran sebagai teman sejati. Ke mana dan di manapun berada, Alquran selalu menjadi tuntunan. Sebagaimana pesan Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Hakim dari Hudzaifah, Hendaklah kalian sekalian beredar bersama kitab Allah ke mana saja dia beredar.”