REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Presiden Jokowi baru-baru ini menegaskan anak bungsunya, Kaesang Pangarep, tidak akan mencalonkan diri di Pilkada Kota Depok tahun depan. Pernyataan itu membuat banyak orang terkejut, terutama setelah Kaesang sendiri mengaku siap menjadi sosok Depok pertama setelah mendapat izin dan restu keluarga.
Menanggapi maju mundurnya Kaesang untuk mencalonkan diri di Depok, pengamat politik Hendri Satrio menilai tindakan tersebut adalah hal biasa dalam politik. Putra Jokowi itu disebutnya sedang mengecek ombak atau tes pasar di Depok.
"Bukan bercanda (maju-mundurnya Kaesang). Kan namanya juga tes pasar, tes ombak, ya, boleh-boleh saja," jelas pengamat politik dari Universitas Paramadina tersebut kepada Republika.co.id, Ahad (10/9/2023).
Menurut dia, tidak ada yang dirugikan dari tindakan Kaesang yang mengetes pasar ini. Jika ada yang terdampak negatif, kata Hendri, pihak terdampak negatif dari tindakan ini adalah pihak-pihak yang selama ini mencalonkan Kaesang. Meski begitu, mereka tetap mendapat dampak positif dari mencalonkan putra Jokowi itu.
"Yang repot itu justru yang mencalonkan (Kaesang). Itu kan karena memang Mas Kaesangnya nggak jadi. Tapi, atas dasar pencitraan, malah positif buat mereka," katanya.
Dia menyebut partai yang selama ini menggaungkan nama Kaesang untuk Pilkada Depok tetap mendapat dampak positif meski Kaedang batal nyalon. "Malah PSI (Partai Solidaritas Indonesia) untung banyak, diomongin," ujarnya.
Sementara, kelompok relawan Kaesang Pangarep, Sang Menang, mengaku tetap akan mendukung meskipun Jokowi membantah rencana keikutsertaan anaknya di Pilwakot Depok 2024. Relawan mengeklaim akan terus melakukan sosialisasi kepada warga Depok.
Salah satu pendiri Relawan Sang Menang, Sigit Widodo, mengaku memahami dan menghormati pernyataan Jokowi. Pernyataan Presiden tersebut diartikannya agar Kaesang tidak terburu-buru untuk menyatakan maju di Pilkada Depok.
"Kami memahami maksud Pak Jokowi agar Mas Kaesang tidak kesusu menyatakan kesiapan maju sebagai calon walikota di Pilkada serentak 2024 yang masih satu tahun lebih," jelas Sigit Widodo di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Kamis (17/8/2023).