Senin 11 Sep 2023 16:21 WIB

Warganet Ramai-ramai Kuliti Pelaku Foto Prewedding di Bromo

Para pelaku sudah diamankan dan satu di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Fernan Rahadi
Api membakar hutan dan lahan (karhutla) kawasan Gunung Bromo terlihat di Pos Jemplang, Malang, Jawa Timur, Sabtu (9/9/2023). Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur luas kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sejak 30 Agustus itu sekitar 274 hektar dan diduga sumber api akibat suar yang dinyalakan pengunjung.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Api membakar hutan dan lahan (karhutla) kawasan Gunung Bromo terlihat di Pos Jemplang, Malang, Jawa Timur, Sabtu (9/9/2023). Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur luas kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sejak 30 Agustus itu sekitar 274 hektar dan diduga sumber api akibat suar yang dinyalakan pengunjung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran di wisata Gunung Bromo masih menyisakan kekesalan bagi warga Indonesia khususnya para warganet di media sosial. Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger dan Semeru (BB TNBTS) telah menutup total seluruh akses masuk ke kawasan wisata Gunung Bromo.

Sebelumnya, telah terjadi kebakaran lahan dan hutan di Blok Savana Lembah Watangan atau Bukit Teletubbies pada 6 September lalu. Kebakaran tersebut diduga karena aksi pemotretan prewedding yang menggunakan flare atau suar.

Baca Juga

Para pelaku sudah diamankan dan satu di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Probolinggo. Warganet pun geram dan tak habis fikir dengan tingkah laku yang menyalakan flare di siang hari bolong. Mereka kemudian menguliti satu persatu dari fotografer, dan dua orang lainnya.

"Fotografer kurang pintar ini, di tahun 2023 daripada foto dengan konsep flare berisiko gini, kenapa gak coba pake "Generative Fill" dari Photoshop dah, modal ketik doang padahal. Cuan dapet, client bahagia, alam gak jadi rusak, dah lah," kata akun X @kevinpramudya_ dikutip Republika di Jakarta pada Senin (11/9/2023).

"Gue masih gak paham konsep prewed di Bromo ini. Pake winter outfit di savana. Pake flare di siang hari. Output yang mau dikejar tuh gimana? Moodboard-nya apa? Vendor photography-nya ini ngasal bener bikin konsep. Ngejer konsep jelek gini sampe bikin 50 hektare yang kebakar," kata komentar lain di X.

Warganet lain juga membeberkan hasil foto prewed di X yang justru menurut warganet hasilnya kurang maksimal. "Sorry to say, jelek banget konsepnya. Padahal gak pake flare udah bagus lho. Outfit ala2 Korea tapi pake flare sih aneh banget," kata salah satu komentar di X.

Warganet juga menguliti akun sosial media yang diduga milik dari wedding organizer yang menyebabkan kebakaran di Bromo. Akun twitter @brigittasiw membagikannya.

"Tersangkanya Andrie Wibowo Eka Wardhana. Kemungkinan besar yg punya akun http://awpictures.id (sekarang udah deactive) soalnya tahun 2017 & 2019 pernah ngefotoin client-nya dengan konsep pake flare juga," kata akun tersebut.

Akun instagram manajer WO yang ditetapkan sebagai tersangka bernama @andrie_wibowo. Namun sayangnya, setelah Republika pantau, akun tersebut sudah dikunci.

Kobaran api kembali menyala di kawasan Gunung Bromo pada Kamis (7/9/2023) lalu. Si jago merah bermula muncul di sekitar area Padang Savana, Bukit Teletubbies, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Diketahui, kebakaran tersebut diduga terjadi akibat ulah pengunjung yang kurang bertanggung jawab.

Dari informasi pihak berwenang, sebanyak enam pengunjung tengah menggelar foto prewedding dengan konsep menyalakan flare. Percikan api yang berasal dari flare pengunjung itu menyulut kebakaran.

Sementara itu, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menyatakan, kawasan wisata Gunung Bromo ditutup total mulai 6 September 2023 hingga waktu yang belum ditentukan. Penutupan itu sehubungan dengan adanya kebakaran hutan yang terjadi di blok savana lembah Watangan atau Bukit Teletubbies.

Pihak TNBTS mengimbau kepada masyarakat, pengunjung, dan pelaku jasa wisata untuk menjaga Kawasan TNBTS dari kebakaran hutan. Salah satu caranya dengan tidak menyalakan api dan sejenisnya seperti petasan, kembang api, dan flare. Hal ini penting demi keselamatan, keamanan, dan kenyamanan bersama.

Di samping itu, masyarakat juga diminta untuk segera melaporkan kepada petugas jika menemukan titik api di dalam kawasan TNBTS. Langkah tersebut perlu dilakukan guna mencegah kebakaran lebih besar di kawasan Gunung Bromo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement