REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa melanda Maroko hingga pada Jumat (8/9/2023), telah menewaskan sedikitnya 2.012 orang dan melukai 2.059 lainnya, 1.404 di antaranya yang berada dalam kondisi serius, merusak bangunan dari desa-desa dan kota-kota di Pegunungan Atlas hingga Marrakesh.
General Manager Rumah Zakat Action, Izatul Yazid, menjelaskan akan mengirim bantuan darurat berupa makanan siap saji, alas tidur, selimut, dan bantuan pangan serta sembako.
"Proses penyaluran akan bersinergi dengan mitra lokal di Maroko. Kami mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama sama bergerak nyata untuk ummat baik di Indonesia maupun dunia,"ujar dia kepada Republika, Selasa (12/9/2023).
Saat ini melalui program Pray for Morocco, infak peduli gempa Maroko telah terkumpul Rp 131 Juta sejak dibuka dua hari lalu melalui link yang disebarluaskan Rumah Zakat Action. Sesaat menerima kabar bencana, Rumah Zakat Action melakukan respon cepat dengan melakukan berbagai upaya diantaranya, Need Assesment, koordinasi dengan otoritas dan stakeholder terkait, menyiapkan tim kemanusiaan respon Gempa Maroko, dan menyiapkan bantuan dasar awal untuk para penyintas.
"Setelah melakukan need assesment, didaftar kebutuhan mendesak korban gempa yakni, makanan Siap saji, air bersih, obat-obatan dan medis, perlengkapan dan alas tidur dan hygiene kits," jelas dia.
Gempa besar terjadi pada Jumat (8/9/2023) pukul 23.11 waktu setempat (22.11 GMT) Setelah itu, berselang 19 menit, terjadi gempa susulan berkekuatan magnitudo 4,9 M. Menurut US Geological Survey, pusat gempa berada di Pegunungan Atlas Tinggi, 71 kilometer (km) di barat daya Marrakesh, pada kedalaman 18,5 km.
Lokasi terdampak, diantaranya, Propinsi Al-Houz, Marrakech, Ouarzazate, Azilal, Chichaoua dan Taroudant. Sebanyak 840 ribu orang terdampak di Marrakech dan ratusan rumah serta bangunan rusak. Dilaporkan ada 500 WNI yang berada di Maroko dan hingga saat ini cilaporkan belum ada korban.