Rabu 13 Sep 2023 07:09 WIB

Kim Jong-un: Kunjungan ke Rusia Tunjukan Kepentingan Strategis Hubungan Kedua Negara

Kim tiba di Rusia dengan kereta pribadi untuk melakukan pembicaraan dengan Putin.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
FILE - Presiden Rusia Vladimir Putin, kanan, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berpose di hadapan fotografer selama pertemuan mereka di Vladivostok, Rusia, Kamis, 25 April 2019.
Foto: AP Photo/Alexander Zemlianichenk
FILE - Presiden Rusia Vladimir Putin, kanan, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berpose di hadapan fotografer selama pertemuan mereka di Vladivostok, Rusia, Kamis, 25 April 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengatakan, kunjungannya ke Rusia merupakan bukti nyata kepentingan strategis hubungan kedua negara. Pernyataan ini disampaikan melalui media resmi pemerintah Korut KCNA pada Rabu (13/9/2023).

“Kim Jong-un mengatakan bahwa kunjungannya ke Federasi Rusia… merupakan wujud nyata sikap WPK dan pemerintah DPRK yang memprioritaskan kepentingan strategis hubungan DPRK-Rusia,” kata laporan KCNA merujuk pada DPRK yang merupakan singkatan dari nama resmi Korut Republik Demokratik Rakyat Korea, sedangkan WPK adalah Partai Pekerja Korea, satu-satunya partai yang berkuasa di negara tertutup tersebut.

Baca Juga

Kim tiba di Rusia dengan kereta pribadi untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Vladimir Putin pada Selasa (12/9/2023). Gambar yang dirilis oleh KCNA menunjukkan Kim tiba di stasiun kereta api kota perbatasan Khasan pada pagi hari dan disambut oleh pejabat senior dari Moskow dan tempat lain.

Kim juga ditampilkan bertemu dengan Menteri Sumber Daya Alam Rusia Alexander Kozlov. Pergerakannya sejak saat itu tidak jelas tetapi kantor berita Jepang Kyodo dan media Korea Selatan melaporkan, dia mungkin bertemu Putin di kosmodrom Vostochny di Rusia timur.

Putin akan hadir di acara Eastern Economic Forum in Vladivostok. Dia mengaku berencana pergi ke kosmodrom Vostochny, yang berjarak lebih dari 1.500 km ke utara, namun tidak mengatakan akan berencana bertemu Kim di sana.

Menurut Putin, dia punya program sendiri untuk mengunjungi stasiun peluncuran. "Ketika saya sampai di sana, Anda akan tahu," ujarnya.

Sedangkan Istana Kremlin juga tidak mengonfirmasi lokasi pertemuan antara dua pemimpin negara itu. “Ini akan menjadi kunjungan penuh.Akan ada negosiasi antara dua delegasi, dan setelah itu, jika perlu, para pemimpin akan melanjutkan komunikasi mereka dalam format satu lawan satu," kata juru bicara Istana Kremlin Dmitry Peskov.

Para pejabat Rusia menyatakan, diskusi tersebut dapat mencakup bantuan kemanusiaan ke Korut dan resolusi Dewan Keamanan PBB yang diberlakukan terhadap negara itu. Sedangkan KCNA menyatakan, kunjungan Kim bertujuan untuk menempatkan hubungan persahabatan dan kerja sama DPRK-Rusia pada tingkat yang lebih tinggi.

Washington dan sekutu-sekutunya telah menyatakan keprihatinannya atas tanda-tanda kerja sama militer yang lebih erat antara dua negara yang mempunyai senjata nuklir. Kali ini akan menjadi pertemuan puncak kedua Kim dengan Putin yang pernah bertemu pada 2019 dalam perjalanan terakhir Kim ke luar negeri.

Pyongyang dan Moskow membantah bahwa Pyongyang dapat memasok senjata ke Moskow yang telah menghabiskan banyak persediaan senjata dalam lebih dari 18 bulan perang. Peskov mengatakan kepentingan nasional Rusia akan menentukan kebijakannya.

“Saat menerapkan hubungan kami dengan tetangga kami, termasuk Korut, kepentingan kedua negara penting bagi kami, dan bukan peringatan dari Washington,” kata Peskov seperti dikutip media Rusia.

Para analis menilai, susunan delegasi Kim, termasuk pejabat tinggi industri pertahanan dan militer, serta kehadiran Direktur Departemen Industri Amunisi Jo Chun Ryong, menunjukkan adanya agenda yang menekankan kerja sama industri pertahanan. Kim diduga dapat menawarkan peluru artileri dari persediaan besar Korut, yang dapat menambah kemampuan Rusia dalam jangka pendek.

Washington mendesak Pyongyang untuk mematuhi janjinya untuk tidak menjual senjata ke Moskow. Pasokan itu dinilai dapat digunakan dalam perang Ukraina, yang menurut mereka akan melanggar resolusi Dewan Keamanan.

Korut adalah salah satu dari sedikit negara yang secara terbuka mendukung Rusia terkait konflik Ukraina. Putin pekan lalu berjanji untuk memperluas hubungan bilateral dalam segala hal secara terencana dengan menggabungkan upaya.

Dalam tampilan yang mencolok, Kim memberikan tur pribadi ke pameran senjata kepada Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu ketika mengunjungi Pyongyang pada Juli. Sedangkan Shoigu memberi hormat ketika rudal balistik terlarang meluncur di parade militer.

Menurut laporan KCNA, perjalanan Kim terbaru ini menandai kunjungan pertama Kim ke Rusia dalam hampir empat tahun. Kegiatan itu juga adalah kunjungan luar negeri pertamanya setelah krisis kesehatan masyarakat di seluruh dunia, merujuk pada pandemi Covid-19.

Kim tidak sering bepergian ke luar negeri. Dia hanya melakukan tujuh perjalanan jauh dari negaranya dan dua kali melintasi perbatasan antar-Korea dalam 12 tahun kekuasaannya. Empat dari perjalanan tersebut dilakukan ke sekutu politik utama Korut, yaitu Cina.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement