Rabu 13 Sep 2023 05:34 WIB

Badan Pangan PBB Kekurangan Dana Terbesar dalam 60 Tahun

Badan Pangan PBB terpaksa memotong jatah makanan di hampir separuh wilayah operasinya

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Badan Pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), World Food Programme (WFP).
Foto: http://root122.com
Badan Pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), World Food Programme (WFP).

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Program Pangan Dunia (WFP) memperingatkan pada Selasa (12/9/2023), bahwa pemotongan dana kemanusiaan oleh pemerintah memaksa badan PBB tersebut memotong jatah makanan bagi orang-orang yang paling kelaparan di dunia. Badan tersebut mengatakan, kekurangan dana sebesar lebih dari 60 persen tahun ini adalah yang tertinggi dalam 60 tahun sejarah WFP.

Pemotongan ini menandai pertama kalinya badan yang berbasis di Roma tersebut mengalami penurunan kontribusi sementara kebutuhan meningkat. WFP menyatakan, setiap pemotongan sepersen bantuan berisiko menyebabkan 400 ribu orang mengalami kelaparan.

Baca Juga

WFP pun terpaksa memotong jatah makanan di hampir separuh wilayah operasinya, termasuk di negara-negara yang terkena dampak paling parah seperti Afghanistan, Suriah, Somalia, dan Haiti. Badan ini pun memperingatkan bahwa 24 juta orang akan mengalami kelaparan darurat pada tahun depan.

Direktur eksekutif WFP Cindy McCain mengatakan, dengan tingkat kelaparan yang mencapai rekor tertinggi, pemerintah harus meningkatkan bantuan, bukan menguranginya. “Jika kita tidak menerima dukungan yang kita perlukan untuk mencegah bencana lebih lanjut, niscaya dunia akan menyaksikan lebih banyak konflik, kerusuhan, dan kelaparan,” katanya.

“Entah kita mengipasi api ketidakstabilan global, atau kita bekerja cepat untuk memadamkan api," ujar McCain.

WFP memperingatkan bahwa jika tren ini terus berlanjut lingkaran malapetaka akan terjadi. "WFP terpaksa hanya menyelamatkan mereka yang kelaparan, dengan mengorbankan mereka yang kelaparan,” kata pernyataan itu.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement