REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Setelah gempa dahsyat mengguncang Maroko, kini bermunculan video yang memperlihatkan cahaya misterius di langit sebelum gempa terjadi. Cahaya biru terlihat berkedip di atas Agadir di kaki Pegunungan Atlas, beberapa jam sebelum gempa berkekuatan 6,8 skala Richter terjadi.
Meskipun video tersebut belum diverifikasi, penampakan yang tidak dapat dijelaskan ini telah membingungkan orang yang melihatnya, dan beberapa berpendapat bahwa UFO atau petir mungkin menjadi penyebabnya.
Penjelasan lain yang mungkin adalah 'cahaya gempa', sebuah fenomena langka yang diyakini terjadi pada saat terjadi tekanan seismik. Namun, tidak ada yang tahu pasti apakah lampu gempa memang ada, atau apa penyebabnya. Para ahli mengatakan cahaya itu mungkin merupakan fenomena langka yang disebut 'cahaya gempa'.
Gempa bumi Maroko terjadi pada malam hari, menurut ahli geofisika Dr Friedemann Freund kepada The Washington Post. Kondisi cahaya gempa bahkan mungkin terekam oleh kamera.
Sudah lama diyakini sebagai mitos, cahaya yang tidak biasa ini diperkirakan terjadi di tengah perubahan pada medan magnet bumi saat terjadi gempa bumi atau letusan gunung berapi.
Bentuk lampu bisa bermacam-macam, baik itu bola cahaya merah muda atau 'api' empat inci di atas trotoar. Bencana terakhir ini dikatakan terjadi di kota bersejarah L'Aquila di Italia, hanya beberapa detik sebelum gempa terjadi pada 2009.
Sementara itu, bola cahaya berwarna ungu terang dilaporkan bergerak di sepanjang langit dekat Sungai St. Lawrence di Quebec pada 1988, 11 hari sebelum gempa dahsyat.
Pada 2014, Dr Friedemann dan rekan-rekannya mempelajari 65 laporan yang tidak dapat dijelaskan tentang cahaya ini sejak tahun 1600.
Mereka menemukan bahwa 85 persen terjadi di dekat retakan pada kerak bumi, yang biasa disebut dengan 'perpecahan'. Sebagian besar penampakan juga terjadi sebelum atau selama gempa bumi, namun jarang terjadi setelahnya.
Pola ini membuat para ilmuwan percaya bahwa penumpukan tekanan seismik adalah penyebab utama terjadinya gempa bumi.
Mereka berteori bahwa muatan listrik yang 'mengaktifkan' pada batuan di kerak bumi mengionisasi molekul udara saat mereka muncul ke permukaan. Reaksi ini diyakini menghasilkan cahaya aneh hampir seperti baterai, namun masih banyak yang menjadi misteri.
“Ini adalah salah satu dari sedikit laporan yang terdokumentasi tentang seseorang yang bertindak ketika ada cahaya gempa,” kata Robert Thériault dari Ministère des Ressources Naturelles di Québec, yang mengerjakan penelitian ini, seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (15/9/2023).
Tanda dan fenomena sebelum gempa bumi, dikombinasikan dengan jenis parameter lain yang bervariasi sebelum adanya aktivitas seismik, suatu hari nanti dapat membantu memperkirakan akan datangnya gempa besar.'