Jumat 15 Sep 2023 15:14 WIB

Kisah 28 Tahun Jadi Penghulu dan Ancaman Kepunahan Penghulu

Jika regenerasi tak ada, penghulu akan habis.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Tangkapan layar penghulu di Gorontalo memimpin akad nikah dengan bahasa Cina
Foto: Youtube
Tangkapan layar penghulu di Gorontalo memimpin akad nikah dengan bahasa Cina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dalam keadaan darurat penghulu. Sebabnya, regenerasi profesi tersebut tak berjalan maksimal. Ini bukan profesi yang diidam-idamkan orang. Namun harus diketahui, profesi ini dibutuhkan dan saat ini sangat dinantikan masyarakat, bil khusus para jomblo yang sudah 'kebelet' mau nikah. 

Regenerasi penghulu di berbagai Kantor Urusan Agama (KUA) di DKI Jakarta dinilai perlu segera dilakukan. Regenerasi dibutuhkan untuk mengantisipasi  banyaknya penghulu yang mendekati waktu pensiun.

Baca Juga

Salah satunya adalah Umar Fauzi, penghulu di KUA Kramat Jati Jakarta Timur. Dia sudah menjadi selama 28 tahun sejak 1995, dan tiga tahun lagi pensiun sehingga akan terjadi kekosongan penghulu di KUA tersebut. Dalam kondisi demikian, menurut Umar, regenerasi penghulu itu sangat penting.

"Karena selalu ada penghulu yang pensiun setiap tahun. Siapa penggantinya kalau tidak diantisipasi? Maka sebetulnya kami sudah mengusulkan kepada Kemenag Kota Jakarta Timur, agar kemudian diteruskan kepada pimpinan di Kanwil Kemenag DKI Jakarta untuk mengantisipasi ini," kata dia kepada Republika, Rabu (13/9/2023).

Bahkan Umar mendapat penugasan untuk menjadi penghulu di KUA Kramat Jati karena ada satu penghulu sebelumnya yang pensiun. Tetapi selang tiga tahun lagi, Umar pun akan pensiun.

Karena itu, jika regenerasi penghulu tidak dilakukan, pelayanan pernikahan tentu terganggu. Misal ada kecamatan yang jumlah pernikahannya lebih dari 100 per bulan tetapi hanya memiliki satu atau dua penghulu. Dampaknya pelayanan pernikahan akan terganggu.

"Bagaimana mengatasi 100-an pernikahan tetapi hanya dua orang penghulu. Ini PR bagi pimpinan, baik yang di Kanwil, di Thamrin atau yang di Lapangan Banteng. Bagaimana mereka bisa menangani kalau ada krisis kekurangan penghulu akibat pensiun. Karena kalau tidak diantisipasi, akan terganggu pelayanannya," jelasnya.

 

Umar mengatakan, minat generasi muda untuk menjadi penghulu sebenarnya bukan persoalan, karena dia melihat, banyak yang ingin menjadi penghulu. Untuk mengantisipasi krisis kurangnya penghulu, rekrutmen penghulu perlu dibuka untuk menjaring calon-calon penghulu, entah itu dari staf atau dari kalangan luar.

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement