Jumat 15 Sep 2023 17:05 WIB

WHO Desak Libya Hentikan Penguburan Massal Korban Banjir

Lebih dari 1.000 jenazah di Derna dikuburkan secara massal.

Kerusakan terlihat akibat banjir bandang terlihat di Derna, Libya, Rabu (13/9/2023).
Foto: AP Photo/Yousef Murad
Kerusakan terlihat akibat banjir bandang terlihat di Derna, Libya, Rabu (13/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Otoritas di Libya diminta menghentikan penguburan massal korban banjir. Hal ini ditegaskan WHO dan organisasi kemanusiaan lainnya, setelah mendapatkan laporan PBB bahwa lebih dari 1.000 korban meninggal dikuburkan secara massal. 

Banjir bandang mengempaskan Distrik Derna, wilayah di sebelah timur Libya pada Ahad (10/9/2023) malam setelah dua bendungan jebol. Ribuan orang kehilangan nyawa akibat hanyut karena arus banjir tersebut, ribuan lainnya dinyatakan hilang. 

Baca Juga

‘’Kami mendesak otoritas di komunitas yang mengalami tragedi ini tak terburu-buru melakukan penguburan atau kremasi massal,’’ kata Dr Kazunobu Kojima, pejabat medis di bagian biosafety dan biosecurity pada Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Jumat (15/9/2023). 

Ini merupakan pernyataan bersama WHO dengan International Committee of the Red Cross dan International Federation of the Red Cross and Red Crescent Societies. Mereka mendorong pengelolaan pemakaman yang lebih baik. 

Maksudnya, ada batas makam yang jelas serta terdokumentasikan siapa yang dimakamkan itu. Penguburan korban banjir yang gegabah, menurut pernyataan tersebut, akan menimbulkan tekanan mental jangka panjang bagi keluarga korban. 

Hal itu juga bisa menyebabkan permasalahan legal dan sosial di kemudian hari. Sebuah laporan PBB yang dipublikasikan Kamis (14/9/2023) mengungkapkan, lebih dari 1.000 jenazah di Derna dan lebih dari 100 jenazah di Albayda dikuburkan secara massal. 

Korban jiwa akibat bencana banjir di Derna tersebut telah mencapai 11.300 orang. Sedangkan 10.100 ribu lainnya dilaporkan hilang. Wali Kota Derna, Abdel-Moneim al-Ghaithi memperkirakan jumlah korban jiwa bisa mencapai 20 ribu orang,  

Menteri kesehatan Libya Othman Abduljalil mengatakan, Derna telah melakukan penguburan korban banjir. Sebagian besar dilakukan penguburan massal. Lebih dari 3.000 jenazah dikuburkan pada Kamis pagi, 2.000 lainnya masih dalam proses penguburan. 

Sebagian besar penguburan massal dilakukan di pinggiran Derna, sedangkan yang lainnya dikirim ke kota-kota dekat Derna. Menurut Abduljalil tim penyelamat masih mencari korban di bawah reruntuhan bangunan serta menyelam di laut Derna. 

Korban yang terkubur di bawah lumpur dan reruntuhan belum terhitung. Regu penyelamat berupaya membawa peralatan berat namun banjir menghalangi jalan menuju area penyelamatan para korban. 

Yann Fridez, kepala delegasi Libya di International Committee of the Red Cross (ICRC) saat banjir menerjang, tingginya sampai tujuh meter menyapu bangunan dan infrastruktur menuju laut. ‘’Kini, anggota keluarga hilang, mayat mengambang, dan rumah hancur.’’

ICRC mendistribusikan 6.000 kantong jenazah untuk membantu otoritas dan Libyan Red Crescent Society agar jenazah dapat diperlakukan dengan baik. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement