Jumat 15 Sep 2023 19:15 WIB

Badan Pangan Gelontorkan 4.500 Ton Beras Bulog ke Pasar Induk

Gelontoran beras SPHP ke PIBC tahap awal mencapai 4.500 ton.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pekerja menata beras di Komplek Pergudangan Bulog, Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/9/2023).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pekerja menata beras di Komplek Pergudangan Bulog, Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) terus mendapatkan gelontoran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dalam rangka mengisi kebutuhan pasar dan menekan lonjakan inflasi. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, gelontoran beras SPHP ke PIBC tahap awal mencapai 4.500 ton.

Arief mengatakan, untuk tahap awal, Bulog akan mengirimkan total 4.500 ton ke PIBC, 1.500 ton ke 50 pedagang terverifikasi dan sebanyak 3.000 ton dikirim ke gudang Food Station BUMD DKI di PIBC.

Baca Juga

"Ini fokus kita untuk membanjiri pasar dengan beras SPHP yang mana harganya kita atur sesuai dengan HET, yaitu harga penjualan tertinggi hingga di tingkat konsumen maksimal Rp.10.900 per kg. Dengan dibanjirinya PIBC dengan beras SPHP ini diharapkan dapat menurunkan harga beras kembali." ujar Arief dalam keterangan tertulis, Jumat (15/9/2023).  

Badan Pangan Nasional bersama Bulog terus menggelontorkan beras medium SPHP ke PIBC untuk stabilisasi pangan. Dengan langkah ini maka harapannya, beras sampai ke masyarakat tak lebih dari Rp 11 ribu per kilogram.

"Hari ini kita gelontorkan kepada 50 pedagang pertama yang datanya sudah diverifikasi oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi DKI Jakarta. Pedagang tersebut mendapatkan masing-masing 30 ton," ungkapnya.  

Untuk itu, pihaknya meminta agar seluruh toko yang menjual beras SPHP Bulog wajib memasang spanduk informasi harga sehingga masyarakat mudah dan cepat memperoleh informasi mengenai peredaran beras tersebut di pasaran. 

Lebih lanjut, Arief juga mengatakan dengan digelontorkannya beras SPHP tersebut, masyarakat tidak perlu khawatir karena stok tersedia dan cukup. Karena itu, ia juga mengimbau masyarakat agar tidak membeli melebihi kebutuhan normal yang biasanya. 

"Jadi saya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar berbelanja bijak, tidak perlu memborong beras di luar kebutuhan normal, karena stok beras yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement