Senin 18 Sep 2023 01:33 WIB

Ternyata Ini Penyebab Banyak Orang Tergoda Pinjol

Masyarakat diimbau bisa menyusun skala prioritas.

Red: Natalia Endah Hapsari
Masyarakat kerap tergoda pinjol karena mudah diakses, dana cepat cair, dan promosi yang masif/ilustrasi.
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Masyarakat kerap tergoda pinjol karena mudah diakses, dana cepat cair, dan promosi yang masif/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Banyak kasus anak muda terjerat pinjaman online (pinjol) mengundang keprihatinan. Head of Advisory & Financial Planner Finansialku Shierly mengatakan masyarakat kerap tergoda pinjol karena mudah diakses, dana cepat cair, dan promosi dari pelaku industri sendiri juga dinilai cukup masif.

Hanya saja, agar tak sampai kesulitan melunasi utang pinjol, ia menilai masyarakat harus pandai menyusun skala prioritas, membedakan kebutuhan dengan keinginan, dan memastikan kesanggupan diri saat akan mengajukan pinjol.

Baca Juga

Untuk menjaga arus kas individu, sebaiknya anggaran untuk pelunasan utang tidak lebih dari 35 persen dari pendapatan setiap bulan atau lebih rendah lagi kalau utang itu hanya untuk melunasi tagihan pinjol.

Kalau misalnya penghasilnya hanya sekitar Rp10 juta, berarti maksimal mereka membayar cicilan senilai Rp3,5 juta per bulan.

Dengan demikian, masyarakat sebenarnya bisa memanfaatkan fasilitas pinjaman sepanjang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan untuk membayar. Sebab, tidak semua pinjaman online itu buruk. Ia juga bisa membantu menggerakkan perekonomian asalkan digunakan untuk hal-hal produktif.

Sementara itu, anggota DPRD DKI Jakarta Suhud Alynudin menyatakan masyarakat DKI Jakarta, terutama pelaku usaha, masih membutuhkan sosialisasi terkait pinjaman tanpa agunan yang murah dan mudah.

Bank DKI sebetulnya memiliki produk pinjaman tanpa jaminan atau agunan untuk pelaku usaha dengan nilai di bawah Rp25 juta. Persoalannya  menurut dia, pada sosialisasinya, berapa banyak masyarakat yang mengetahui peluang itu.

Masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan pinjaman mudah dan murah tersebut berpotensi mengambil pinjaman dari aplikasi penyedia  pinjol, yang berpotensi melilit masyarakat dengan utang.

Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih perlu menambah jumlah produk pinjaman yang mudah dan murah untuk masyarakat, terutama untuk pelaku usaha, sehingga mereka tidak tergoda meminjam dana dari pinjol, apalagi yang tidak terdaftar di OJK.

"Orang pinjam ke pinjol karena mudah, walau mereka menghadapi risiko potongan besar, bunga besar, dikejar debt collector. Peminjam sudah tahu risiko tapi karena tidak ada pilihan, mereka terpaksa pinjam ke pinjol," kata Suhud.

Karena itu, pemerintah harus mengedukasi masyarakat terkait cara mengelola pembayaran utang dan bahaya terjerat pinjol yang bisa membuat nilai kredit atau credit score masyarakat menjadi rendah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement