Ahad 17 Sep 2023 19:57 WIB

Pengunjuk Rasa Ceko Muak dengan Kebijakan Pemerintah yang Pro-Barat

Pengunjuk rasa menilai pemerintahan saat ini seperti boneka yang dikendalikan Barat

Rep: Amri Amrullah / Red: Esthi Maharani
Ribuan pengunjuk rasa di Ceko menggelar aksi yang mengkritik manajemen ekonomi dan dukungan militer Ceko untuk Ukraina
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Ribuan pengunjuk rasa di Ceko menggelar aksi yang mengkritik manajemen ekonomi dan dukungan militer Ceko untuk Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, PRAHA -- Ribuan pendukung partai oposisi Ceko yang pro-Rusia berkumpul di Praha pada hari Sabtu (16/9/2023) untuk memprotes pemerintah kanan-tengah negara tersebut. Mereka mengkritik manajemen ekonomi dan dukungan militer Ceko untuk Ukraina. 

Protes ini diserukan oleh gerakan PRO, yang tidak terwakili di parlemen dan mengambil garis nasionalis, pro-Moskow dan anti-Barat. Kantor berita CTK memperkirakan jumlah peserta aksi sekitar 10.000 orang, lebih kecil daripada aksi serupa setahun yang lalu yang terjadi saat puncak lonjakan harga energi Eropa.

Baca Juga

"Kami membuat satu langkah lagi hari ini untuk menyingkirkan batu karang yaitu pemerintahan (Perdana Menteri Petr) Fiala," kata pemimpin PRO Jindrich Raichl kepada kerumunan massa di Lapangan Wenceslas Praha, dilansir Reuters, Ahad (17/9/2023)

"Mereka adalah agen kekuatan asing, orang-orang yang memenuhi perintah, boneka biasa. Saya tidak ingin ada pemerintahan boneka lagi," kata Raichl, seraya mengatakan bahwa Republik Ceko harus memveto setiap upaya Ukraina untuk bergabung dengan NATO.

Di bawah pemerintahan pemimpin Ceko saat ini, Republik Ceko telah menjadi sekutu dekat Ukraina. Ceko ikut mengirimkan tank, peluncur roket, helikopter, peluru artileri, dan material lainnya untuk membantu pasukan Ukraina melawan invasi Rusia.

Raichl memuji kebijakan nasionalis Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban sebagai panutan dan menyerukan aliansi negara-negara Eropa Tengah untuk melawan Brussels. Ia juga menyuarakan dukungan untuk mantan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico, yang telah mengadopsi sikap anti-Barat yang keras menjelang pemilihan umum pada tanggal 30 September.

Marcela Hajkova, seorang ibu dari tiga anak, mengutuk bantuan militer pemerintah kepada Ukraina, di antara kebijakan-kebijakan lainnya. "Kami bukan negara yang berdaulat, kami mendengarkan Brussels," katanya. "Mengapa mengirim senjata ke Ukraina, mengapa mereka tidak berjuang untuk perdamaian?"

Para pengunjuk rasa juga mengkritik pengelolaan ekonomi negara Ceko saat ini, yang telah mengalami inflasi dua digit dan berkinerja buruk dibandingkan negara-negara Eropa lainnya. Bahkan dengan hasil produksi yang belum kembali ke tingkat sebelum Covid-19.

Polisi mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial bahwa mereka telah menahan seorang pria yang mengenakan atribut perusahaan militer swasta Rusia, Wagner Group. Ia ditahan karena dicurigai mendukung genosida, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement