Selasa 19 Sep 2023 05:46 WIB

Ulama Gubah Syair Maulid, Mimpi Dipuji Nabi Muhammad, dan Sembuh dari Penyakit

Syair Maulid menambah kerinduan kita kepada Nabi Muhammad.

Ilustrasi pemain rebana memainkan alat musik mengiringi pembacaan syair Maulid Nabi Muhammad.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ilustrasi pemain rebana memainkan alat musik mengiringi pembacaan syair Maulid Nabi Muhammad.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada abad ke-13 Masehi, hiduplah seorang ulama Mesir yang ahli sastra. Namanya Syarafuddin Abu ‘Abdullah Muhammad ibn Sa’id ibn Hammad ibn Muhsin ibn ‘Abdullah ash-Shanhaji al-Bushiri al-Mishri. Banyak orang memanggilnya Imam al-Bushiri.

Suatu ketika separuh tubuhnya tak bisa digerakkan. Sakit. Kemungkinan stroke. Dalam keadaan sakit itu dia tertidur. Saat itulah dia bermimpi ketemu Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits, bahwa mimpi bertemu Nabi Muhammad berarti Sang Nabi benar-benar hadir, sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut ini,

Baca Juga

عن أَبي سَلَمَةَ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَنْ رَآنِي فِي المنامِ فَسَيَرَانِي فِي اليَقَظَةِ، وَلَا يَتَمَثَلُ الشَّيْطَانُ

Artinya: Dari Abu Salamah bahwa Abu Hurairah berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa yang melihatku saat mimpi, maka ia akan melihatku dalam keadaan sadar dan setan tidak dapat menyerupai diriku." (HR Al Bukhari)

Berdasarkan hadits tersebut, maka mimpi al-Bushiri tadi menandakan dirinya benar-benar bertemu dengan Nabi Muhammad.

Dalam mimpi tersebut al-Bushiri berkata, "Ya Rasulallah, saya ingin menggubah syair untukmu." Kemudian kata Rasulullah, buatlah.

Beberapa hari kemudian selesai sudah syair tersebut. Bushiri bermimpi lagi bertemu Nabi Muhammad. “Sudah jadi ya Rasulallah,” kata sang imam. Kemudian Nabi memintanya membacakan karya tersebut. Begini bunyinya,

ِأَمِنْ تَذَكُّرِ جِيْرَانٍ بِذِی سَلَم ِمَزَجْتَ دَمْعََا جَرَی مِنْ مُّقْلَةِِ بِدَم

Amin tadzakkuri jîrônin bidzî salami Mаzаjtа dаm’ân jаrô min muԛlаtіn bіdаmі

Aраkаh kаrеnа teringat tetаnggа уаng tіnggаl di “Dzі Salam”. Sehingga engkau сuсurkаn airmata bеrсаmрur dаrаh уаng mеngаlіr dari matamu

 اَمْ هَبَّتِ الرِّيْحُ مِنْ تِلْقَاءِ گاظِمَةِِ ِوَأَوْمَضَ الْبَرْقُ فِی الظَّلمَاءِ مِنْ إِضَم

Am habbatir-rîhu mіn tilqô-i kâdhіmаtіn Wа awmadlol barqu fîdh-dhоlmâ-і mіn іdlоmі

Ataukah kаrеnа tiupan angin kеnсаng уаng bеrhеmbuѕ dаrі аrаh “Kаzhіmаh”. Atаu kаrеnа sinar kіlаt yang mеmbеlаh kеgеlараn mаlаm dari Gunung “Idhаm”

 فَمَا لِعَيْنَيْكَ إِنْ قُلْتَ اكْفُفَاهَمَتَا ِوَمَا لِقَلْبِكَ إِنْ قُلْتَ اسْتَفِقْ يَهِم

Fa maa li ‘ aynayka in qulta kfufaa hamataa Wa maa li qalbika in qulta stafiq yahimi

Mengapa bila kau tahan air matamu ia tetap basah? Dan mengapa pula bila kau sadarkan hatimu ia tetap gelisah?

 ٌأَيَحْسَبُ الصَّبُّ أَنَّ الْحُبَّ مُنْكَتِـم ِمَا بَيْنَ مُنْسَجِمِِ مِّنْهُ وَمُضْطَرِم

Ayahsabus sabbu annal hubba munkatimun Maa bayna munsajimin minhu wa mudtarimi

Apakah sang kekasih kira bahwa tersembunyi cintanya. Diantara air mata yang mengkucur dan hati yang bergelora.

 

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement