REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Perhubungan menyiapkan angkutan aglomerasi berupa Bus Rapid Transit (BRT) TransJateng yang ramah lingkungan dan menggunakan bahan bakar gas atau energi listrik.
"Ke depan yang sangat kami harapkan adalah mengubah sistem BBM yang kami gunakan saat ini. Bisa menggunakan energi listrik atau mungkin energi gas atau mungkin yang lebih ramah lingkungan lagi," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jateng Henggar Budi Anggoro di Semarang, Selasa (19/9/2023).
Menurut dia, peralihan atau penggantian BRT TransJateng yang ramah lingkungan itu minimal bisa diwujudkan pada tiga tahun mendatang.
Terkait dengan BRT TransJateng yang ramah lingkungan, Dishub Jateng selalu komunikasi dengan Kementerian Perhubungan agar ke depan BRT bisa menggunakan bahan bakar gas. "BRT TransJateng saat ini, selalu kami tuntut yakni bagaimana bus-bus yang kami operasionalkan ini, senantiasa mampu di ambang batas, kaitannya dengan gas yang dikeluarkan," ujarnya.
Ia mengungkapkan kondisi BRT TransJateng secara umum saat ini masih bagus dan layak. Dengan armada bus yang berusia tua sekitar enam tahun yaitu BRT TransJateng rute Bawen-Tawang yang segera diganti baru.
"Pada BRT selalu dilakukan pengukuran saat uji berkala setiap enam bulan sekali, pengawasan dilakukan pada masing-masing bus. Hal tersebut yang selalu digalakkan di Balai Transportasi Jateng yang membidangi BRT," kata dia.