REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Daerah di wilayah Provinsi Jawa Tengah diperkirakan bakal memasuki awal musim hujan pada November 2023. Namun, sejumlah wilayah diprediksi akan memasuki awal musim hujan lebih cepat, yaitu pada dasarian I bulan Oktober 2023 atau awal Oktober 2023.
Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Tengah, Sukasno STP MM, mengatakan, daerah yang akan memasuki awal musim hujan lebih cepat tersebut antara lain Kabupaten Pekalongan dan Batang bagian selatan, kemudian Kabupaten Purbalingga bagian utara; sebagian Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo; wilayah tenggara Kabupaten Pemalang; sebagian wilayah barat daya Kendal dan sebagian wilayah barat laut Temanggung.
Sedangkan, awal musim hujan tahun 2023-2024 paling akhir di wilayah Jawa Tengah diprakirakan bakal berlangsung pada dasarian I bulan Desember 2023 (Awal Desember 2023) nanti. Masing-masing meliputi wilayah Kota Pekalongan dan Kota Tegal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati, dan wilayah Kabupaten Rembang bagian utara.
“Dengan asumsi awal musim hujan tahun 2023-2024 diprakirakan mundur (lebih lambat) satu hingga tiga dasarian dari normal,” jelas Sukasno dalam keterangannya, di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (20/9/2023).
Dari analisis tersebut, maka puncak musim hujan tahun 2023-2024 di Jawa Tengah, umumnya bakal terjadi pada Februari 2024 dan mundur (lebih lambat) dari normal. Di mana durasi periode musim hujan tahun 2023- 2024 umumnya bakal berlangsung 13-18 dasarian, dengan durasi maksimal 19-27 dasarian.
“Jika dibandingkan dengan normalnya panjang musim hujan 2023-2024 bakal lebih pendek 2–4 dasarian," kata dia.
Memasuki masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan, masyarakat Jawa Tengah diimbau mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi pada masa peralihan (pancaroba) musim. Seperti hujan yang disertai petir, angin kencang, puting beliung serta hujan lebat dengan waktu singkat yang berpotensi mengakibatkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor.
Pada periode musim hujan tersebut, pemerintah dan masyarakat juga diimbau tetap mewaspadai wilayah-wilayah yang akan mengalami musim hujan lebih awal serta mengantisipasi berbagai dampak bencana yang diakibatkan. Khusus pemerintah daerah diimbau agar lebih optimal melakukan penyimpanan air pada musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi dan penyimpanan buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.
“Waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologis selama musim hujan, terutama wilayah-wilayah yang berpotensi terjadi banjir dan tanah longsor,” ujar Sukasno.