Jumat 22 Sep 2023 12:41 WIB

Warna-Warna LGBT Hiasi Markas PBB?

Erdogan tidak nyaman dengan penggunaan dekor warna-warni di markas PBB

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Markas PBB dihiasi dengan sejumlah warna cerah yang dianggap merepresentasikan komunitas LGBTQ+
Foto: AP
Markas PBB dihiasi dengan sejumlah warna cerah yang dianggap merepresentasikan komunitas LGBTQ+

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Markas PBB dihiasi dengan sejumlah warna cerah yang bertujuan untuk mempromosikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Namun, warna-warna tersebut membuat beberapa kepala negara tidak nyaman. Warna-warna yang dihadirkan dinilai merepresentasikan komunitas LGBTQ+.

Salah satunya Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang mengaku tidak nyaman dengan penggunaan dekor warna-warni di PBB yang digambarkan sebagai "warna LGBT".

Baca Juga

“Salah satu masalah yang paling mengganggu saya adalah ketika memasuki Majelis Umum PBB, Anda melihat warna LGBT di tangga dan tempat lain,” kata Erdogan seperti dikutip oleh stasiun televisi Haberturk.

“Berapa banyak LGBT yang ada di dunia saat ini? Betapa pun besarnya hak yang mereka miliki dalam langkah-langkah ini, mereka yang menentang LGBT juga mempunyai hak yang sama,” kata Erdogan, yang sering mengecap anggota komunitas LGBTQ sebagai kelompok sesat.

Erdogan mengatakan, dia ingin mendiskusikan penggunaan warna-warna cerah itu dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Juru bicara Guterres tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Erdogan.

Beberapa diplomat PBB berpendapat, Erdogan mungkin salah mengartikan 17 warna berbeda yang diasosiasikan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dengan warna pelangi yang diasosiasikan dengan hak-hak LGBTQ. PBB mendekorasi markas besar mereka dengan 17 warna untuk mempromosikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Dekorasi warna ini menghiasi sejumlah ruang di markas PBB, termasuk tangga.

Adapun, 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yang diadopsi oleh para pemimpin dunia pada 2015 dengan batas waktu pada 2030, merupakan daftar hal-hal yang harus dilakukan secara global. Daftar itu mencakup penghapusan kelaparan, kemiskinan ekstrem, memerangi perubahan iklim dan kesenjangan, serta mendorong kesetaraan gender.

Homoseksualitas bukanlah kejahatan di Turki. Namun, permusuhan terhadap homoseksualitas tersebar luas dan tindakan keras polisi terhadap parade Pride semakin ketat selama bertahun-tahun.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement