REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, Palestina tidak berhak melarang perjanjian perdamaian negara-negara Arab dengan Israel. Menurut Netanyahu, semakin luas normalisasi diplomatik antara Israel dan dunia Arab akan kian membuka peluang perdamaian Israel-Palestina.
“Lebih banyak perdamaian antara Israel dan negara-negara Arab akan meningkatkan prospek terciptanya perdamaian antara Israel dan Palestina,” kata Netanyahu dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, Jumat (22/9/2023), dikutip Anadolu Agency.
Kendati demikian, Netanyahu menambahkan, hal itu tidak berarti memberikan “hak veto” kepada Palestina atas negara-negara Arab yang membangun normalisasi diplomatik dengan Israel. Pada kesempatan itu, Netanyahu pun menyinggung tentang Abraham Accords, yakni kesepakatan perdamaian Israel dengan Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), Sudan, dan Maroko yang tercapai pada 2020. “Abraham Accords menandai dimulainya era baru perdamaian,” ucapnya.
Dia kemudian mengutarakan optimisme bahwa Israel dapat menjalin normalisasi diplomatik dengan Arab Saudi. “Saya yakin kami sedang berada di titik puncak terobosan yang lebih dramatis; perdamaian bersejarah antara Israel dan Arab Saudi,” ujar Netanyahu.