Sabtu 23 Sep 2023 10:13 WIB

PGEO Dinilai Berperan Penting dalam Transisi Energi Bersih

PGEO saat ini sudah memiliki pengalaman panjang sejak 2006

Anggota DPR RI Eko Patrio saat sosialisiasi peran PGEO dalam tansisi energi bersih dan berkelanjutan.
Foto: istimewa/doc humas
Anggota DPR RI Eko Patrio saat sosialisiasi peran PGEO dalam tansisi energi bersih dan berkelanjutan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA ---  Anggota Komisi VI DPR RI, Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio mengatakan, peran Pertamina Geothermal Energy (PGEO) dalam Proses Transisi Energi Bersih dan Berkelanjutan sangat penting.

Hal ini disampaikan Eko Patrio saat sosialisasi PGEO dalam tansisi energi bersih dan berkelanjutan, Jumat (22/9/2023). "Indonesia punya banyak gunung berapi yang aktif dan masuk di dalam cincin api (ring of fire). Tentunya hal ini memiliki manfaat karena punya energi baru terbarukan yang dapat dimanfaatkan berupa panas bumi,” kata Eko Patrio, dalam siaran pers, Sabtu (23/9/2023).

Dijelaskan Sekretaris FPAN DPR RI ini, PGEO adalah salah satu anak perusahaan BUMN yakni PT Pertamina, selain mereka menjual bensin atau LPG, PT Pertamina juga punya pembangkit listrik dari energi panas bumi melalui PGEO.

"Indonesia punya banyak gunung berapi yang aktif dan masuk di dalam cincin api (ring of fire). Tentunya hal ini memiliki manfaat karena punya energi baru terbarukan yang dapat dimanfaatkan berupa panas bumi," kata Eko Patrio yang juga Sekretaris FPAN DPR RI dalam kegiatan sosialisasi di Jakarta, Jumat (22/09/2023).

Eko mengungkapkan, PGEO saat ini sudah memiliki pengalaman panjang sejak 2006 dan saat ini memiliki 40 persen sumber geothermal di dunia. Termasuk dengan kualitas yang bagus berada di Sumatera dan Jawa."Pertamina melalui PGEO menjadi BUMN yang terdepan dalam pemanfaatan energi baru terbarukan. Bahkan, termasuk perusahaan geothermal terbesar di Indonesia," terang Eko.

Eko kembali mengungkapkan, area operasi PGEO terdiri dari 13 wilayah kerja mulai dari Kamojang, Karaha, Lahendong, Gunung Sibualu-Buali, Gunung Sibayak-Sinabung, Sungai Penuh, Hululais, Lumut Balai & Margabayur, Way Panas, Pangalengan, Cibereum-Parabakti, Tabanan, Seulawah.

Selain itu, kata Eko, PGEO telah berinvestasi dalam teknologi canggih dan inovasi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan produktivitas. "Mereka berupaya untuk mengoptimalkan proses ekstraksi panas bumi, penggunaan sumber daya, dan pengurangan limbah. Ini sesuai dengan arahan Presiden agar Indonesia mulai bertransisi menuju penggunaan energi baru terbarukan,” ungkapKetua DPW PAN DKI Jakarta  ini.

PGEO telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2022. Pemegang saham menyetujui penggunaan laba bersih untuk dividen sebesar 100 juta dolar AS atau Rp1,5 triliun. Total dividen tersebut termasuk dividen interim sebesar 70 juta dolar AS.

Eko mengatakan, PGEO merupakan perusahaan BUMN yang ambisius dalam memanfaatkan energi panas bumi. "Tahun ini, PGEO banyak melakukan aksi korporasi. PGEO berencana untuk membeli unit panas bumi milik KS Orka Renewables senilai hingga US$ 1 miliar," ungkapnya.

Selain itu, kata dia, PGEO juga menandatangani perjanjian awal dengan dua perusahaan Kenya untuk menjajaki kemitraan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi. Jika digabung bisa bernilai sebesar US$ 2,2 miliar.

Eko juga  melihat PGEO cukup berdampak kepada masyarakat sekitar pembangkit listrik. Misalnya di wilayah operasi PGEO Lumut Balai, Sumatera Selatan, dengan membuat program pelatihan kemandirian untuk objek wisata. Termasuk program budidaya bagi petani kopi dan durian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement