REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya menyebut terjadi tren peningkatan kebakaran di Kota Pahlawan, Jawa Timur, saat musim kemarau tahun ini.
"Peristiwa kebakaran di Kota Pahlawan meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Ini juga dampak dari El Nino," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya Dedik Irianto di Surabaya, Selasa (26/9/2023).
Data DPKP Kota Surabaya mencatat, sejak Januari hingga 18 September 2023, telah terjadi 463 kali peristiwa kebakaran. Sedangkan untuk September 2023, terjadi 69 kali kebakaran dengan didominasi non-bangunan.
Perinciannya, 36 lahan terbuka, 15 lain-lain, 10 sampah, empat perumahan, tiga umum dan perdagangan, dan satu kebakaran kendaraan roda.
"Kecenderung kebakaran terjadi di lahan terbuka, kemudian sampah. Kalaupun untuk gedung ada beberapa, seperti kemarin di kawasan Putat, karena membakar pohon, akhirnya merembet dan menyebabkan empat rumah terbakar," katanya.
Menurut dia, tren peningkatan kebakaran ini terjadi saat kemarau dan biasanya akan turun ketika memasuki musim hujan. Apabila dilihat data Agustus 2023, tren kejadian kebakaran lebih tinggi dibanding dengan Agustus 2022.
Selain fenomena El Nino, kejadian kebakaran di Kota Surabaya juga tidak lepas dari faktor kelalaian manusia. Seperti di antaranya, karena warga bakar sampah dan ilalang di lahan terbuka hingga korsleting listrik karena penggunaan alat elektronik yang tidak ber-SNI.
"Kalau di lingkungan perumahan itu biasa akibat korsleting listrik, sama dengan yang masak ditinggal. Kemarin di daerah Lebak juga gitu masak ditinggal. Ada beberapa kebakaran juga karena masak ditinggal akhirnya kompor ngebros dan terbakar," ujar dia.
Meningkatnya kebakaran dalam beberapa pekan terakhir, membuat Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi intens mengimbau masyarakat agar tidak membakar sampah atau ilalang di lahan terbuka. Hal tersebut sebagaimana sudah diatur dalam Undang-Undang (UU) No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Dedik mengatakan, pihaknya gencar menggelar sosialisasi dan simulasi ke warga. Upaya tersebut dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada warga terkait sebab terjadinya kebakaran dan cara pencegahan yang perlu dilakukan.
"Jadi, siapa pun, warga mana pun, perusahaan mana pun, kapan saja kita siap memberikan sosialisasi dan simulasi tentang kebakaran. Karena keterlibatan masyarakat itu sangat penting," katanya.