Rabu 27 Sep 2023 13:02 WIB

Cina: Latihan Militer di Taiwan untuk Lawan Arogansi Pasukan Separatis

Aktivitas militer Cina meningkat di sekitar pulau Taiwan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Kapal bergerak melalui Selat Taiwan seperti yang terlihat dari tempat pemandangan 68 mil laut, titik terdekat di daratan Cina ke pulau Taiwan, di Pingtan di Provinsi Fujian Cina tenggara, Jumat, 5 Agustus 2022. Cina melakukan
Foto: AP Photo/Ng Han Guan
Kapal bergerak melalui Selat Taiwan seperti yang terlihat dari tempat pemandangan 68 mil laut, titik terdekat di daratan Cina ke pulau Taiwan, di Pingtan di Provinsi Fujian Cina tenggara, Jumat, 5 Agustus 2022. Cina melakukan

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina mengatakan serangkaian latihan perang di sekitar Taiwan bertujuan untuk melawan arogansi pasukan separatis. Sementara kandidat presiden Taiwan berikutnya mengatakan Beijing hendak menganeksasi pulau itu.

Bulan lalu Taiwan yang Cina klaim bagian dari wilayahnya mengatakan mereka mengawasi pesawat-pesawat tempur, bomber, drone dan pesawat Cina jenis lainnya yang terbang di sekitar pulau. Taiwan juga melihat kapal perang Cina dan kapal induk Shandong.

Baca Juga

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan meningkatnya frekuensi aktivitas militer Cina menaikan risiko "situasi tidak terkendali" dan memicu insiden bentrokan. Saat ditanya mengenai latihan di sekitar Taiwan dan kekhawatiran tentang naiknya resiko, juru bicara Kantor Urusan Taiwan Pemerintah Cina Zhu Fenglian mengatakan ia mengetahui latihan Pasukan Pembebas Rakyat (PLA).

"Tujuannya dengan tegas melawan arogansi  separatis kemerdekaan Taiwan dan aksi mereka untuk mendapatkan kemerdekaan," kata Zhu dalam konferensi pers rutin di Beijing, Selasa (26/9/2023).

"Provokasi kemerdekaan Taiwan terus dilakukan, dan aksi Pasukan Pembebas Rakyat untuk melindungi kedaulatan dan integritas teritorial terus dilakukan," katanya.

Ia meminta rakyat Taiwan dapat membedakan mana "yang baik dan buruk." Dengan tegas menentang kemerdekaan dan bekerja sama dengan Cina untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Cina sangat tidak menyukai William Lai, calon presiden Taiwan pada pemilu bulan Januari mendatang karena komentarnya yang mendukung kemerdekaan. Namun, ia mengatakan ia tidak berusaha mengubah status quo dan menawarkan dialog dengan Beijing.

Situasi di Selat Taiwan “belum membaik seiring berjalannya waktu”, kata Lai, yang kini menjabat sebagai wakil presiden pulau tersebut.

“Upaya Cina untuk mencaplok Taiwan tidak berubah,” katanya pada sebuah acara peringatan 37 tahun berdirinya Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa.

Angkatan bersenjata Cina belum memberikan komentar eksplisit latihanyang digelar saat Menteri Pertahanan Cina Li Shangfu menghilang dari pandangan publik itu. Sumber mengatakan ia sedang diselidiki karena korupsi.

Pemerintahan Taiwan yang terpilih secara demokratis mengatakan hanya masyarakat di pulau itu yang dapat menentukan masa depan mereka. Taipei juga berulang kali menawarkan Cina untuk berdialog, namun Beijing menolaknya.

Pada Rabu (27/9/2023) kementerian pertahanan Taiwan kembali melaporkan aktivitas militer Cina di pulau tersebut. Kementerian mengatakan pihaknya  mendeteksi dan merespons 16 pesawat Cina  yang memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan selama 24 jam sebelumnya.

Dari jumlah tersebut, 12 di antaranya melintasi garis tengah Selat Taiwan, yang menjadi pembatas tidak resmi antara kedua belah pihak hingga Cina  mulai melintasinya secara rutin pada Agustus tahun lalu.

Pada Kamis (28/9/2023) Taiwan akan meluncurkan kapal selam pertama dari delapan kapal selam buatan dalam negeri untuk meningkatkan pertahanannya menghadapi Cina.

Saat ditanya mengenai kapal selam Taiwan, Zhu mengatakan upaya Taiwan untuk “mencari kemerdekaan dengan kekuatan” hanya akan memperburuk ketegangan dan “mendorong rakyat Taiwan ke dalam situasi berbahaya”.

Pekan lalu, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pihaknya memantau latihan Cina  di provinsi selatan Fujian, di seberang Taiwan. Biasanya Taiwan hanya memberikan rincian latihan di langit dan perairan di sekitarnya.

Seorang pejabat senior Taiwan mengatakan informasi tersebut dirilis untuk menunjukkan kapasitas pengawasan dan intelijen Taiwan.“Kami dapat melihat detailnya dan kami siap,” kata sumber yang  menolak disebutkan namanya karena tidak berwenang untuk berbicara kepada media. Militer Cina juga belum mengomentari latihan di Fujian.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement