Rabu 27 Sep 2023 11:59 WIB

Mengenal Anak Penguasa Chechnya yang Pukuli Tahanan Terduga Pembakar Alquran

Putra Ramzan Kadyrov ini ikut berperang dalam perang Rusia melawan Ukraina.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Pemimpin regional Chechnya Ramzan Kadyrov.
Foto: AP/Musa Sadulayev
Pemimpin regional Chechnya Ramzan Kadyrov.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Adam Kadyrov merupakan anak dari pemimpin wilayah Chechnya di Rusia Ramzan Kadyrov. Dia menarik sorotan publik usai memukuli seorang tahanan yang dituduh membakar Alquran.

Remaja berusia 15 tahun ini, menurut laporan RFERL, ikut berperang dalam perang Rusia melawan Ukraina dan menangkap seorang tentara Ukraina. Dia menerima penghargaan atas pemberantasan terorisme dan mengalahkan pasukan khusus Rusia dalam kejuaraan menembak taktis.

Baca Juga

Pada Oktober 2022, saat berusia 14 tahun, Adam konon mengunjungi garis depan di wilayah Donetsk, Ukraina, bersama kakaknya. Sebuah video di media sosial menunjukkan, ketiga bersaudara itu duduk di parit kecil dan menembakkan senapan otomatis dan peluncur granat. Suara tembakan terdengar di kejauhan, namun tidak ada tembakan yang mencapai remaja tersebut.

Sebulan kemudian, Adam menjalani upacara adat kedewasaan. Di Telegram, ayahnya mengatakan, pencapaian tersebut harus dilakukan dengan mengikuti kode kehormatan atau “kyonakh”. Ritual ini sebuah kehormatan Chechnya yang diterjemahkan sebagai orang yang layak atau pahlawan.

Untuk menandai peralihan tersebut, Adam menerima belati dan topi wol tinggi tradisional yang disebut papakha. Kadyrov menegaskan bahwa anak tersebut harus mengangkat belati demi membela agama, kehormatan, dan tanah airnya.

Tapi Analis politik Chechnya Ruslan Kutayev mengatakan, bahwa “kyonakh” berkaitan dengan kesopanan, kesetiaan kepada negara, menepati janji, dan mendambakan keadilan. “Adam sama sekali tidak pantas mendapatkan nama ini karena dia mengenakan papakha dan diikatkan pada ikat pinggang mahal dengan belati yang digantung di sana,” katanya yang merupakan ketua Majelis Masyarakat Kaukasus.

Hanya saja, sejak upacara kedewasaan, Adam telah mendapatkan peran yang semakin dewasa, setidaknya secara resmi. Pada Maret, Kementerian Dalam Negeri Chechnya menganugerahkan lencana prestasi kepadanya dan kakak laki-lakinya Akhmat.

"Untuk penghargaan dalam perang melawan terorisme," ujar pemerintah tanpa penjelasan mengenai alasan spesifik pemberian penghargaan tersebut.

Pada bulan yang sama, Adam menemani ayahnya muncul dalam rekaman dari sebuah lokasi dekat kota timur Gudermes dengan pasukan khusus Chechnya membunuh dua tersangka militan yang diduga merencanakan serangan terhadap penegakan hukum.

Tindakan ini bertentangan dengan hukum Rusia yang tidak memperbolehkan individu di bawah usia 21 tahun untuk membawa senjata di luar dinas militer. Adam justru mengenakan rompi antipeluru, terlihat membawa senapan otomatis buatan Amerika Serikat.

Permainan peran tersebut berlanjut pada akhir Agustus. Adam bergabung dengan pasukan keamanan yang dikendalikan oleh ayahnya untuk berkompetisi di kota Gudermes di Chechnya melawan tim pasukan khusus dari seluruh Rusia.

Kegiatan ini meliputi menembak, rintangan, pertarungan tangan kosong, dan pertarungan tangan kosong, mengendarai kendaraan lapis baja dan lainnya. Meskipun tim tersebut tidak menempati peringkat akhir, Adam diberi medali “untuk kualitas kepemimpinan.”

Adam dan saudara laki-lakinya pernah menghadapi kontroversi sebelumnya karena berkompetisi di bawah umur dalam acara seni bela diri yang diselenggarakan oleh Fight Club Akhmat milik ayahnya. Salah satu pertandingan tinju Adam, dinyatakan sebagai pemenang setelah “KO” yang tidak terjadi.

Namun penghargaan terus berdatangan, seperti yang telah mereka lakukan selama bertahun-tahun. Bahkan pada 2013, ulama Chechnya menyebut Adam yang berusia enam tahun sebagai “hafiz termuda di Rusia”.

Tapi, perhatian yang diterima Adam yang memukuli tahanan jelas-jelas tidak menyenangkan, setidaknya di mata banyak orang di luar lingkungan pemerintah Chechnya dan Rusia. Namun bagi Kadyrov tindakan anaknya itu membuat bangga.

Kadyrov bahkan memposting komentar tersebut di Telegram, disertai dengan klip yang menunjukan seorang pemuda berpakaian khaki terlihat meninju dan menendang pria lain yang meringkuk di kursi sebelum menjatuhkannya ke lantai dan menampar kepalanya.

“Tanpa melebih-lebihkan, ya, saya bangga dengan tindakan Adam,” kata Kadyrov.

Kadyrov menghormati anak laki-laki tersebut karena telah memperoleh cita-cita orang dewasa mengenai kehormatan, martabat, dan pembelaan agamanya. Menurut Kadyrov, perilisan video ini untuk menghilangkan keraguan mengenai pertanyaan seputar insiden yang pertama kali dilaporkan bulan lalu. Dia menegaskan peristiwa ini benar-benar terjadi. “Dia mengalahkannya, dan dia melakukan hal yang benar,” katanya.

Pada 16 Agustus, ombudsman Rusia Tatyana Moskalkova menulis dalam sebuah postingan di Telegram, bahwa seorang pria yang dipenjara di Chechnya karena diduga membakar Alquran, Nikita Zhuravel, mengeluh bahwa Adam Kadyrov telah mengunjungi selnya dan memukulinya.

Setelah mengunjungi Zhuravel di penjara, ombudsman Chechnya Mansur Soltayev mengatakan, tahanan tersebut mengklaim selama pertemuan Adam telah memukuli lengan dan kakinya setelah Kadyrov meninggalkan sel. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement