REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa nama bakal calon presiden (capres) untuk Ganjar Pranowo sudah ada. Tinggal menunggu momentum yang tepat untuk diumumkan.
"Ya, nama sudah ada, ya kan tunggu tanggal mainnya saja dari Ibu Megawati Soekarnoputri," ujar Hasto di sela rapat kerja nasional (Rakernas) IV PDIP, di Jakarta International Expo, Jakarta, Jumat (29/9/2023).
Nama bakal cawapres Ganjar diisukan tinggal beredar di antara dua nama, yakni Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkpolhukam) Mahfud MD. Namun, Hasto enggan mengkonfirmasi dua nama tersebut.
Kendati demikian, ia mengatakan bahwa nama bakal cawapres untuk Ganjar sudah dikonsultasikan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pada momentum yang tepat, nama tersebut tentu akan diumumkan ke publik.
"Sehingga dengan rakernas sebagai momentum yang sangat positif, yang menyatukan petani dan nelayan dengan kepemimpinan yang berpihak itu akan mendorong upaya pengumuman bakal calon wakil presiden dan tentu saja kita ikuti tahapan yang diberikan oleh KPU," ujar Hasto.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sendiri mulai realistis jika Sandiaga Salahuddin Uno tak dipilih menjadi bakal cawapres untuk Ganjar. Jika hal tersebut benar terjadi, partai berlambang Ka'bah itu tentunya memahami dinamika politik tersebut.
Jika Sandiaga tak terpilih, Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi mengisyaratkan sosok yang akan didukung pihaknya adalah orang yang memiliki kedekatan emosional dengan PPP. Belakangan, santer kabar bahwa bakal cawapres untuk Ganjar sudah mengerucut ke dua nama, yakni Khofifah Indar Parawansa dan Mahfud MD.
"Sampai saat ini bagi PPP masih Pak Sandiaga Uno, kalaupun selain pada akhirnya bukan Sandiaga Uno, ya kalau permintaan PPP kan realistis. Bahwa sebisa mungkin yang memiliki kedekatan emosional dengan PPP," ujar Baidowi ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (28/9/2023).
Dari dua nama tersebut, Khofifah bisa dibilang yang paling memiliki rekam sejarah paling dekat dengan PPP. Mengingat Gubernur Jawa Timur itu merupakan pimpinan Fraksi PPP di DPR pada periode 1992-1997.
Lebih lanjut, Baidowi pun menyinggung sosok pemimpin perempuan dinilai tepat menjadi pendamping Ganjar pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Meskipun dalam pernyataannya itu, ia sama sekali tak menyebut nama Khofifah.
"Berdasarkan simulasi dari berbagai survei, pemilih yang solid, yang sulit untuk berubah adalah pemimpin perempuan. Maka harus dipertimbangkan ke depan sekiranya Pak Ganjar dan pasangannya bisa mendapatkan kesolidan soliditas, khususnya kalangan perempuan dan emak-emak," ujar Baidowi.