REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa pengamanan tahapan Pemilu 2024 lebih berat dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Hal ini disampaikan Sigit mengingat saat ini jumlah provinsi di Indonesia sudah bertambah menjadi 38 provinsi, dari yang sebelumnya 34 provinsi.
"Pemilu kali ini jauh lebih berat karena jumlah provinsi bertambah dari 34 menjadi 38," kata Sigit saat mengisi kuliah kebangsaan dengan tema 'Generasi Berkemajuan dalam Perspektif Keamanan Berbangsa Bernegara' di Universitas 'Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Kabupaten Sleman, DIY, Jumat (29/9/2023).
Sigit menuturkan bahwa dalam tahapan Pemilu 2019 lalu terjadi polarisasi karena adanya perbedaan pilihan politik. Untuk itu, di Pemilu 2024 ini Sigit meminta agar seluruh elemen masyarakat menjaga persatuan dan kesatuan selama berjalankan proses Pemilu 2024.
"Tentunya kita selalu mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan, dengan civitas akademika, dengan tokoh-tokoh agama, dengan tokoh masyarakat. Kita saling mengingatkan bahwa indonesia butuh yang namanya persatuan dan kesatuan untuk menjaga agar kita bisa landing, bisa take off menuju Indonesia Emas 2045," ucapnya.
Meski adanya perbedaan pilihan dalam pemilu, kata Sigit, namun persatuan dan kesatuan harus tetap dijaga. Hal ini juga dalam rangka mewujudkan demokrasi yang baik.
"2019 kita terbawa dalam polarisasi karena perbedaan pilihan. Saya ingatkan bahwa siapapun nanti yang dipilih, kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan," ungkap Sigit.
Dalam Pemilu 2024, katanya, merupakan momen penting bagi Indonesia dalam membawa demokrasi yang baik dan mapan. Sigit berharap selama tahapan Pemilu 2024 tidak menimbulkan perpecahan, seperti dalam proses pemilu yang terjadi di beberapa negara di dunia.
"Peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar negeri seperti di Amerika, Brazil, Nigeria terkait dengan masalah pemilu ini sampai sekarang gara-gara masalah hoaks, masalah perang di medsos, kemudian terjadi polarisasi, dan sampai sekarang tidak selesai-selesai. Akhirnya negaranya sengsara, dan rakyatnya ikut sengsara, ini yang tidak boleh terjadi di Indonesia," tegas Sigit.
Sigit juga menegaskan bahwa pihaknya bersama stakeholder lainnya melakukan pengamanan selama berjalannya proses Pemilu 2024. "Polri tentunya siap bersama seluruh kekuatan yang kita miliki, dan bekerja sama dengan teman-teman TNI, dan seluruh stakeholder terkait untuk mengamankan rangkaian kegiatan pemilu, dan kita bawa demokrasi kita menjadi demokrasi yang lebih mapan, demokrasi yang modern, demokrasi yang menunjukkan bahwa Indonesia siap untuk menjadi negara maju," jelasnya.