Senin 02 Oct 2023 18:52 WIB

Penambahan Armada Kapal Selam Jadi Prioritas TNI AL

Saat ini TNI AL memilik empat dari kebutuhan 12 kapal selam.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Muhammad Ali.
Foto: Dok Dispenal
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Muhammad Ali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan pengadaan kapal selam masih menjadi prioritas untuk membangun kekuatan TNI AL, baik dalam pemenuhan kekuatan pokok minimum (minimum essential force​​​​​​/MEF) maupun proyeksi postur kekuatan 2025–2045. Laksamana Ali, Senin (2/10/2023), menjelaskan saat ini TNI AL diperkuat empat unit kapal selam, sementara targetnya sebagaimana dicanangkan dalam MEF sampai akhir 2024 ada 12 unit kapal selam.

"Di hulu memang sudah kami hitung rencana ideal 12 (kapal selam) ya. Itu juga kami tetap mempertimbangkan kesiapan anggaran dari pemerintah. Tetapi, saat ini kami akan dukung dulu mungkin yang terdekat ini beberapa kapal selam saja, mungkin jumlahnya tidak sampai lima. Saat ini sudah ada empat,” katanya.

Baca Juga

Empat kapal selam yang saat ini memperkuat TNI AL masing-masing KRI Cakra-401, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405. Selain KRI Cakra-401, tiga kapal selam lainnya merupakan hasil kerja sama industri pertahanan Indonesia dan Korea Selatan.

KRI Alugoro pun menjadi satu-satunya kapal selam milik TNI AL yang dirakit di galangan kapal PT PAL, Surabaya, Jawa Timur, sementara KRI Nagapasa dan KRI Ardadedali dibuat seluruhnya di Korea Selatan. KRI Cakra yang merupakan "kembaran" KRI Nanggala-402 merupakan kapal selam serbu buatan Jerman yang beroperasi sejak 1981.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan kapal selam itu, Kasal pun melawat ke beberapa negara di Eropa, salah satunya Jerman, untuk melihat langsung perkembangan teknologi kapal selam. Laksamana Ali pada 25 September 2023 berkunjung ke galangan kapal selam di Kiel, Jerman, dan melihat kapal selam buatan Howaldtswerke-Deutsche Werft GmbH, Jerman, tipe 212 dan 214.

Walaupun demikian, Laksamana Ali menegaskan urusan pengadaan kapal selam merupakan kewenangan Kementerian Pertahanan RI.

"Tetapi, kami akan mengajukan kapal selam mana yang cocok untuk perairan Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, untuk proyeksi kekuatan TNI AL pada 2025–2045, Kasal Laksamana Ali menilai pengadaan kapal selam juga tetap menjadi prioritas. Komitmen itu sejalan dengan usulan dari Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodawardhani saat acara Sarasehan TNI AL bertajuk "Refleksi dan Proyeksi Eksistensi Prajurit Jalasena untuk Melaju Mewujudkan Indonesia Maju" di Balai Samudera, Jakarta, Senin.

Jaleswari dalam paparannya mengemukakan bahwa kapal selam dan satelit militer perlu menjadi prioritas dalam membangun kekuatan TNI AL ke depan. "Kapal selam merupakan apex predator atau predator puncak ekosistem laut yang dapat melawan kapal induk yang kerap digunakan untuk memproyeksikan kekuatan secara khusus di kawasan Asia Pasifik," kata Jaleswari.

Dalam pemenuhan MEF TNI AL, yang saat ini memasuki tahap ketiga atau tahap akhir (periode 2020–2024), per 22 September 2023, kekuatan pokok minimum TNI mencapai 67,86 persen. Angka itu mencakup kapal perang, kapal selam, pesawat udara, dan material tempur Marinir.

photo
Prancis kesal dengan pembatalan sepihak penjualan kapal selam ke Australia. - (AP/Reuters)

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement