Kamis 05 Oct 2023 14:57 WIB

Banjir Bandang Sapu Wilayah Timur Laut India

Banjir bandang tersebut menewaskan 14 orang.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Banjir bandang di India (ilustrasi).
Foto: EPA/ HARISH TYAGI
Banjir bandang di India (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Petugas penyelamat mencari lebih dari 100 orang setelah banjir bandang yang dipicu oleh hujan deras tiba-tiba membanjiri beberapa kota di timur laut India. Menurut pejabat India pada Kamis (5/10/2023), bencana ini membunuh sedikitnya 14 orang.

Dari total korban yang menghilang dalam banjir di negara bagian Sikkim, terdapat 22 anggota tentara. Beberapa kamp tentara dan kendaraan terendam lumpur setelah banjir. Namun, seorang tentara yang dilaporkan hilang kemudian diselamatkan oleh pihak berwenang.

Baca Juga

Otoritas Manajemen Bencana Negara Bagian Sikkim mengatakan, lebih dari 2.000 orang berhasil diselamatkan setelah banjir pada Rabu (4/10/2023). Pemerintah mendirikan 26 kamp bantuan untuk lebih dari 22 ribu orang yang terkena dampak banjir.

Sebanyak 11 jembatan tersapu oleh air banjir. Arus yang deras menghantam jaringan pipa dan merusak atau menghancurkan lebih dari 270 rumah di empat distrik.

Banjir terjadi di sepanjang Sungai Teesta di Lembah Lachen di negara bagian Sikkim dan diperparah ketika sebagian bendungan tersapu air. Beberapa kota, termasuk Dikchu dan Rangpo di lembah Teesta, terendam banjir. Sekolah-sekolah di empat distrik diperintahkan tutup hingga akhir pekan ini.

Sebagian jalan raya yang menghubungkan Sikkim, ibu kota negara bagian, dengan wilayah lain di negara itu tersapu bersih. Kantor Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan, pemerintah akan mendukung otoritas negara setelah terjadinya banjir.

Banjir ini disebabkan oleh hujan deras yang tiba-tiba dengan curah hujan lebih dari 10 sentimeter. Hujan deras ini terjadi dalam wilayah 10 kilometer persegi dalam waktu satu jam. Kondisi itu dapat menyebabkan banjir besar dan tanah longsor yang berdampak pada ribuan orang.

Wilayah pegunungan Himalaya tempat Sikkim berada telah mengalami hujan monsun lebat pada musim ini. Hampir 50 orang meninggal akibat banjir bandang dan tanah longsor pada Agustus di negara bagian Himachal Pradesh yang berdekatan.

Curah hujan tertinggi pada Juli menewaskan lebih dari 100 orang selama dua minggu di India utara. Sementara jalan-jalan tergenang air dan rumah-rumah runtuh.

Bencana yang disebabkan oleh tanah longsor dan banjir biasa terjadi di wilayah Himalaya di India selama musim hujan Juni-September. Para ilmuwan mengatakan, hal ini menjadi lebih sering terjadi karena pemanasan global berkontribusi terhadap mencairnya gletser di wilayah itu.

“Sungguh menyedihkan, hal ini merupakan kasus klasik lain dari rantai bahaya yang semakin besar seiring dengan aliran ke hilir,” kata ilmuwan iklim di Pusat Internasional untuk Pembangunan Pegunungan Terpadu Jakob Steiner mengomentari banjir bandang yang terjadi pada Rabu. 

 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement