REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Sedikitnya 150 warga Israel telah tewas dalam eskalasi militer yang sedang berlangsung dengan kelompok-kelompok Palestina di Gaza. Dikutip Anadolu Agency, otoritas medis Israel mengatakan hal itu pada hari Sabtu (8/10/2023).
Sementara itu dikabarkan 1.104 orang lainnya juga terluka. Hal itu berdasarkan dari pernyataan Kementerian Kesehatan Israel, yang dikutip oleh media lokal kemarin.
Surat Kabar Online Times of Israel membenarkan adanya pernyataan dari Kementerian Kesehatan Israel, terkait 1.104 warga Israel yang telah terluka itu. Termasuk puluhan orang yang berada dalam kondisi kritis. Jumlah korban tewas diperkirakan akan terus bertambah.
Namun, pihak berwenang Israel tidak memberikan rincian mengenai jumlah warga Israel yang ditawan. Sementara itu, Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel mencapai 198 orang.
Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata gerakan Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa dengan roket-roket yang menargetkan situs-situs musuh, bandara, dan instalasi militer.
Kepala Hamas Ismail Haniya mengatakan serangan 'heroik' mereka merupakan respon atas kekerasan yang dilakukan oleh pasukan Israel dan pemukim ilegal terhadap warga sipil Palestina, serta penyerbuan ke Masjid Al Aqsa.
Tentara Israel, pada gilirannya, mengatakan bahwa mereka memulai Operasi Pedang Besi di Jalur Gaza, sebuah operasi berskala besar untuk mempertahankan warga sipil Israel dari serangan gabungan.
Badan Intelijen Israel kecolongan ?...