REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO -- Masjid Tokyo merupakan bangunan ibadah terkenal yang berada di pusat Kota Tokyo. Gedung ini telah menjadi tujuan ramah bagi ribuan pengunjung Jepang, yang ingin mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang Islam.
Imam Masjid Tokyo, Muhammet Rıfat Çınar, yang berafiliasi dengan Kepresidenan Urusan Agama (Diyanet), berbagi wawasannya dalam rangka Pekan Masjid dan Keagamaan, yang dirayakan antara 1 hingga 7 Oktober.
Çınar menggambarkan bagaimana mereka menyambut hangat para tamu di masjid tersebut, terutama dari universitas bergengsi Jepang seperti Waseda, Keio dan Meiji. Kunjungan ini memberikan kesempatan untuk memperkenalkan pengunjung Jepang pada peradaban Islam.
Dia mencatat semakin banyak mahasiswa magister dan doktoral yang diarahkan untuk meneliti topik-topik Islam. Di antara permintaan janji temu yang ada, paling signifikan untuk mengunjungi masjid datang dari akademisi.
Dilansir di Daily Sabah, selain melayani kunjungan langsung ia juga melakukan wawancara jarak jauh dan tatap muka, mengenai topik-topik Islam seperti zakat, persaudaraan asuh, serta perceraian dalam Islam.
Çınar juga menyoroti kelangkaan sumber daya bacaan tentang Islam yang tersedia di publikasi lokal. Untuk mengatasi kesenjangan ini, Kepresidenan Urusan Agama telah menerbitkan hampir 30 karya referensi dalam bahasa Jepang, yang telah didistribusikan ke lebih dari 100 masjid di seluruh Jepang.
Masjid Tokyo juga disebut telah menyaksikan gelombang pengunjung yang signifikan. Ratusan orang dilaporkan mengunjungi masjid tanpa membuat janji pada hari kerja.
Jumlahnya melonjak hingga lebih dari seribu pada akhir pekan ketika berbagai kegiatan dijadwalkan. Secara total, Çınar memperkirakan sekitar 50.000 pengunjung, baik dengan atau tanpa janji, mengunjungi Masjid Tokyo setiap tahunnya.
Kesempatan ini ia manfaatkan sebaik-baiknya untuk menyampaikan salam kepada rekan-rekannya, yang berperan penting dalam pembangunan Masjid Tokyo dan melanjutkan pekerjaan mereka di sana.
Salah satu pengunjung yang hadir adalah seorang penyiar televisi Jepang, Hashimoto. Ia memilih membawa tim syutingnya ke Masjid Tokyo, untuk memperkenalkan peradaban Islam kepada masyarakat Jepang.
Selama syuting di dalam masjid, ia terlihat mengenakan jilbab dan mengungkapkan minatnya untuk mempelajari seluk-beluk ajaran Islam. Rekaman gambar yang diambilnya ini akan disiarkan di program televisi nasional.
Pengunjung lainnya, seorang mahasiswa ekonomi bernama Naito, mengungkapkan keingintahuannya terhadap Alquran asli. Ia juga menyebut kunjungannya ke masjid ini memungkinkannya untuk mendalaminya.
Seorang pegawai Kota Shibuya, Jouman, mengatakan ia telah mengunjungi masjid tersebut sebanyak empat kali. Hal ini ia lakukan karena letaknya yang dekat dengan tempat kerjanya.
Ia mengakui hanya tahu sedikit tentang Masjid Tokyo. Dia memuji arsitektur masjid yang indah dan menceritakan bahwa, ketika cuaca memungkinkan, dia menikmati duduk di halaman masjid untuk mendengarkan musik.
Seorang penyelenggara perjalanan asal Indonesia bernama Diah, mengamati bagaimana orang Jepang bepergian untuk belajar tentang Islam selama kunjungannya ke masjid.
Ia mengungkapkan rasa bahagia, terlebih saat menyaksikan pertukaran budaya dan minat terhadap Islam di kalangan masyarakat Jepang.
Sumber:
