Senin 09 Oct 2023 06:28 WIB

Rusia Agendakan Pertemuan Liga Arab di Moskow Bahas Palestina

Pertemuan Liga Arab tersebut rencananya digelar hari ini.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Pertemuan Liga Arab (ilustrasi).
Foto: AP
Pertemuan Liga Arab (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW --- Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov akan bertemu dengan Sekretaris Jenderal Liga Negara-negara Arab (LAS) Ahmed Aboul Gheit di Moskow pada hari Senin (9/10/2023), kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova kepada TASS.

Sergei Lavrov dan Ahmed Abu al-Ghaith berencana untuk memberikan perhatian yang lebih besar pada konflik Arab-Israel, kata Zakharova lebih lanjut. "Pada hari Senin, pembicaraan antara Sergey Lavrov dan Sekretaris Jenderal Liga Arab akan berlangsung di Moskow," katanya.

Baca Juga

"Kami memiliki agenda yang padat, tetapi mengingat eskalasi dramatis dari konflik Arab-Israel, topik ini akan mendapat prioritas perhatian," ujarnya menambahkan.

Sebelumnya, Liga Negara-negara Arab mengumumkan di jejaring sosial X (sebelumnya Twitter) bahwa Sekretaris Jenderal Liga Negara-negara Arab memang telah mengagendakan, "pergi ke Moskow atas undangan Menlu Rusia Lavrov dan berharap dapat berdiskusi dengannya mengenai eskalasi di Jalur Gaza.

Namun pada pagi hari tanggal 7 Oktober, serangan roket diluncurkan ke wilayah Israel dari Jalur Gaza. Pada saat yang sama, kelompok-kelompok pejuang menyusup ke wilayah Israel. 

Pihak berwenang Israel telah menyetujui keputusan yang telah diumumkan sebelumnya untuk menempatkan negara tersebut dalam 'keadaan perang', yang berarti dimulainya operasi militer besar-besaran. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan bahwa mereka meluncurkan Operasi 'Pedang Besi' sebagai pembalasan atas serangan tersebut, yang datang dari daerah kantong Palestina.

Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas saat ini, mengatakan bahwa serangan Palestina tersebut diluncurkan sebagai pembalasan atas tindakan agresif Israel terhadap masjid Al Aqsa di Yerusalem. Dalam situasi seperti ini, Menteri Pertahanan Yoav Gallant telah menyetujui pemanggilan pasukan cadangan.

Menurut laporan terakhir, serangan roket tersebut menewaskan lebih dari 600 warga Israel dan lebih dari 2.000 orang terluka. Serangan Israel di daerah eksklave menyebabkan lebih dari 300 warga Palestina tewas dan hampir 1.900 lainnya terluka.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement