Senin 09 Oct 2023 14:55 WIB

El Nino 2023: Titik Panas Bertambah, Tetapi Karhutla Lebih Sedikit

Pemerintah membantah ada asap kiriman karhutla ke negara tetangga.

Relawan pemadam kebakaran berupaya memadamkan api yang membakar lahan di Jalan RTA Milono Km 7, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (3/10/2023). Pemerintah Kota Palangka Raya menetapkan wilayah setempat dalam status tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seiring dengan peningkatan kasus karhutla yang meluas di wilayah tersebut.
Foto: ANTARA FOTO/Auliya Rahman
Relawan pemadam kebakaran berupaya memadamkan api yang membakar lahan di Jalan RTA Milono Km 7, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (3/10/2023). Pemerintah Kota Palangka Raya menetapkan wilayah setempat dalam status tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seiring dengan peningkatan kasus karhutla yang meluas di wilayah tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Ronggo Astungkoro, Antara

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, mengatakan, jumlah titik panas dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada tahun ini mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Tetapi, karhutla tahun ini masih lebih kecil daripada 2019 lalu yang juga terjadi ketika El Nino berlangsung. 

Baca Juga

"Jika dibandingkan dengan El Nino pada tahun 2019 yang lalu, yang sangat luas karhutla, pada tahun 2023 ini masih lebih kecil dan lebih terkendali seperti tadi dilaporkan oleh Ibu Kepala BMKG," ujar Mahfud dalam konferensi pers di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Senin (9/10/2023). 

Mahfud mengungkapkan, dampak El Nino masih akan terjadi sampai pada sekitar Februari dan Maret 2024. Saat ini, Indonesia tengah berada di puncak dampak El Nino.

“BMKG memprediksi dampak El Nino akan sampai pada sekitar Februari dan Maret tahun 2024,” ujar Mahfud.

Mahfud mengatakan, puncak dari dampak El Nino terjadi pada periode September dan Oktober 2023, yang mana saat ini tengah berlangsung di Indonesia. Akibat dari puncak dampak El Nino itu, terjadi suhu yang panas karena hampir tidak ada awan hujan. Sinar matahari pun langsung mengenai tubuh karena tidak ada ‘tameng’ awan. 

“Agar kita semua waspada, karena hari-hari ini masih berada di puncak El Nino dan masih akan berlangsung cukup lama,” jelas mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu. 

Mahfud juga menyampaikan, bahwa hingga saat ini tidak ada kiriman asap akibat karhutla ke negara-negara tetangga. Di mana, hal itu dia sebut sebelumnya kerap terjadi pada kejadian karhutla tahun-tahun yang lalu. Meski begitu, pemerintah dan instansi terkait akan terus memantau titik-titik panas yang ada. 

"Tidak ada asap ke negara tetangga seperti yang disampaikan beberapa pihak. Atau seperti yang sering terjadi setiap tahun di masa lalu. Sekarang tidak ada lagi. Kita akan terus memonitoring hot spot yang meningkat meskipun tidak selamanya hot spot menjadi fire spot," jelas Mahfud. 

Dia juga mengatakan, siaga darurat karhutla terus silaksanakan oleh pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, dan daerah. Siaga darurat karhutla tersebut dilakukan terutama oleh daerah-daerah yang terdapat titik panas atau hot spot yang luas. 

"Terutama pada daerah-daerah yang luas hot spot-nya dengan patroli terpadu oleh Porli dan dinas-dinas terkait, bahkan juga oleh LSM dan swasta dengan memonitoring kawasan kawasan yang kita anggap rawan," jelas dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement